Udara dingin Bellagio terasa lebih menusuk pagi ini. Kabut tipis menggantung di atas Danau Como, menciptakan suasana yang seolah membekukan waktu. Kota kecil ini sunyi, hanya terdengar suara ombak kecil yang memecah kesunyian.
Di sebuah kafe kecil di pusat kota, Daniel Ferrara atau lebih tepatnya Adrian Morello duduk dengan tenang, menyesap kopi hitamnya. Ia sudah berada di kota ini selama hampir dua minggu, dan sejauh ini, penyamarannya berjalan sempurna.
Sampai tadi malam.
Tatapan mata Elena Rinaldi masih terbayang di benaknya.
Adrian tak tahu apakah itu hanya kebetulan atau insting tajam wanita itu mulai bekerja. Namun, ia tak akan mengambil risiko. Jika Elena ada di sini, itu berarti ia harus lebih berhati-hati.
Namun, apa yang membuatnya tetap duduk di sini, bukannya segera menghilang?
Ia tahu jawabannya.
Karena, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia ingin mengambil risiko.
Elena menatap pria di seberang ruangan dengan penuh selidik. Ada sesuatu tentangnya yang menarik perhatiannya. Cara dia duduk, postur tubuhnya yang santai namun tetap waspada, dan terutama tatapan matanya yang tajam.
Itu adalah tatapan seseorang yang selalu memperhatikan sekeliling.
Bukan seorang penulis biasa.
Ia mencoba mengabaikan pikirannya. Tidak semua orang mencurigakan. Lagipula, ia ada di Bellagio bukan untuk bekerja, tetapi untuk beristirahat. Setelah bertahun-tahun memburu Adrian Morello, ia diberi waktu cuti, entah karena belas kasihan atau karena atasannya mulai berpikir ia terlalu terobsesi dengan Phantom.
Tapi sekarang, firasatnya mengatakan ada sesuatu yang salah.
Dan ia selalu mempercayai firasatnya.
Dengan langkah mantap, ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah pria itu.
"Selamat pagi," sapanya, suaranya tenang namun penuh kewaspadaan.
Pria itu mengangkat alis, lalu tersenyum kecil. "Selamat pagi," jawabnya.
"Aku Elena," katanya, mengulurkan tangan.
Pria itu menatap tangannya sejenak sebelum menjabatnya. "Daniel Ferrara."
Genggaman tangan mereka hanya berlangsung beberapa detik, tetapi Elena bisa merasakan sesuatu yang aneh seperti sebuah permainan yang baru saja dimulai.
Adrian tidak menduga Elena akan langsung mendekatinya. Wanita ini memang berbeda dari kebanyakan orang. Ia tidak hanya melihat permukaan, tetapi mencoba menggali lebih dalam.
"Saya dengar Anda baru pindah ke Bellagio," kata Elena, menarik kursi dan duduk di depannya tanpa diminta.
Adrian tersenyum tipis. "Kota yang indah untuk mencari inspirasi."