To My Daughter
If you need me, call me. I don't care if I'm sleeping, if I'm having my own problems or if I'm angry at you. If you need me and if you need to talk to me, I'll always be there for you, no matter how big or how small your problem is, I'll Be There.
Bayangkan jika kamu harus berada disebuah ruangan yang gelap tanpa cahaya. Lalu kamu bisa apa?
Aku butuh sesuatu yang bisa menuntunku ke arah yang benar, aku butuh ia menemaniku dan merestui setiap langkah yang kujalankan.
Tapi kini cahaya itu telah padam. Linglung, tak tahu arah dan tak jelas akan kemana. Aku kehilangannya. Sangat kehilangan.
Hal yang paling berat untukku adalah saat aku kehilangan cahayaku, pelita hidupku. Tahun dimana aku kehilangan ibuku adalah tahun yang paling berat dari segala beban yang kudapatkan dari kisah masa laluku. Aku kehilangan Ia yang kucintai untuk selamanya.
Tak ada tanda-tanda yang begitu jelas akan kepergiannya yang tinggal menunggu waktu beberapa jam lagi. Tak ada yang menyadari itu. Malam itulah malam terakhir baginya. Sepulang mengaji tak lupa Ia mengabsen satu persatu cucu-cucunya, hal yang sudah biasa Ia lakukan. Termasuk kamu Nona, cucu perempuan dan satu-satunya. Aku sudah pulang bekerja sebelum pengajian ibu-ibu di mushola belakang rumah kita berakhir.
Kita sedang menonton TV saat nenekmu datang ke rumah malam itu. Dia membuka kamar kita untuk melihat dan memastikan cucu cantiknya sudah siap untuk tidur. Lalu dia menutup kembali pintu kamar dengan senyuman manis yang aku lihat sekilas dan Ia juga sempat berkata,
"Jaga dia baik-baik, ibu titip dia ya Aya" katanya padaku. Ia memintaku untuk menjagamu Nona.