Jakarta, sebenarnya bukan kota ini yang aku tuju untuk mengembangkan karirku. Terlalu padat dan sibuk, kemacetan dan polusi udara ada di level yang sama tingginya, luar biasa buruk. Terlebih hawanya yang tidak aku suka, panas dan gerah seperti mengajakku untuk bertinju. Sewaktu di Bandung dulu, kalau ingin ke alam mendinginkan kepala aku tinggal tancap gas mengendarai si Bitty ke Dago atas atau ke arah terminal Ledeng lalu lewati jalan Sersan Bajuri menuju Parongpong atau kuteruskan ke arah Lembang. Di Jakarta aku harus kemana? Sini mal, sana mal, maju sedikit gedung, mundur sedikit gedung lagi. Gedung tinggi menjulang dimana-mana, ke pinggir sedikit rumah penduduk sudah padat sekali.
Tapi kesempatan kedua justru datang dari ibukota. Bu Selfie adalah atasanku sewaktu bekerja di perusahaan ketiga yang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. Dia yang memberikan kesempatan itu. Aku pernah menyebut namanya di bagian "Selamat datang Q" saat melahirkan Qeen dulu. Dia pindah ke perusahaan di Jakarta dan kebetulan kesempatan itu ada, dia membutuhkan orang di posisi second level. Sudah lama dia ingin mengajak kerjasama lagi denganku. Tapi setelah tahun keempat kita berpisah akhirnya kesempatan itu datang.
Dua bulan pertama aku berbagi kamar kos dengannya. Maklum aku pendatang baru dan masih butuh tumpangan hehe. Well, rumah dan keluarganya pun ada di Bandung. Sama sepertiku awalnya dia juga berat meninggalkan keluarganya untuk bekerja di Jakarta. Tapi bagi kami ya apa boleh buat, kami adalah tulang punggung untuk keluarga kami. Kami para wanita pekerja keras. Kami sudah terbiasa bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Semua kami lakukan demi keluarga dan demi masa depan anak-anak.
Bekerja di Jakarta adalah tantangan baru bagiku. Walaupun jauh dari anak-anakku sendiri dan tugasku mengurusi makan kalian, mandi kalian, dan urusan tidur kalian pun berkurang karena semua urusan ibu rumah tangga untuk kalian sudah kualihkan kepada Kak Anya dan Kak Irma. Bukan berarti aku bisa santai dan berleha-leha. Justru di Jakarta aku bertekad akan bekerja lebih keras lagi. Lagi-lagi semua demi kalian.
Rute tiap harinya hanya kos-kantor dan kantor-kos. Jarang sekali mampir ke mal atau nongkrong di kafe, kalaupun bisa me-time ya itu karena di traktir Bu Selfie kalau dia penat dengan pekerjaan. Dia minta ditemani nongkrong di kafe ya otomatis aku selalu kebagian free sesuatu. Tapi itu pun tidak sering, sesekali saja. Kita tahu kita harus berhemat.
Tak ada waktu untuk ikut komunitas kaum rebahan alias berleha-leha dan santuy terlalu sering karena pekerjaanku kali ini lebih sibuk. Menjadi orang di level kedua itu bukan berarti sudah enak. Hanya duduk menunggu laporan dari bawahan untuk kuperiksa sebelum jatuh ke tangan Bu Selfie, atau tinggal tunjuk sana sini seenaknya ikut-ikutan nge-bossy seperti mantan temanku dulu. Maksudku aku tak tahu apakah dia masih menganggap teman padaku atau sudah tidak lagi hehe. Jelas pekerjaan sangat menyibukanku dan aku juga belajar banyak daru posisi baruku itu.
Berada di level kedua, aku tahu pasti apa jobdesku. Aku ingin jadi pemimpin yang baik yang bisa mengayomi teman-teman yang berada di level bawah. Aku ingin menjadi teman bagi mereka bukan bos mereka. Makanya supaya pekerjaan kami semua lancar maka aku pun harus menjadi leader yang baik untuk mereka. Semua itu tidak gampang, sudah pasti! Tapi aku sudah bertekad dan aku harus berusaha lebih baik lagi dan lagi. Aku selalu ingat akan mimpi besarku jadi aku tak mau menyia-nyiakan waktu percuma.
Yup, menjadi leader yang baik juga tak mudah, banyak tantangannya. Terlebih jika kita memiliki anak buah atau tim yang ngeyel atau susah diatur. Pendekatan kepada orang-orang seperti itu harus benar-benar dengan cara yang selow dan penuh kesabaran. PR-nya adalah bagaimana aku bisa mengambil hati mereka supaya bisa diajak kerja sama dengan baik. Aku suka berkaca pada atasan-atasanku yang dulu termasuk kepada Bu Selfie sendiri. Contoh yang baik dan menurutku berguna aku ambil sebagai acuan dan yang buruk dari mereka jelas tak mau kuambil. Percayalah semuanya tidak semudah menjetikkan jari.