SAMPAI NANTI SAATNYA TIBA

sbwjsnd
Chapter #43

#43 - Terima Kasih

Satu bab ini khusus aku buat untuk mendedikasikan rasa terima kasihku kepada orang-orang yang sudah banyak membantu kita. Mereka orang-orang yang sangat berarti dalam perjalanan hidup kita. Mereka yang pernah dan selalu ada dalam proses jatuh bangunnya hidup kita. Mereka yang dengan rela meluangkan waktunya untuk menemani kita dititik terendah dalam roda kehidupan kita.

Kita?

Iya aku dan kamu Nona. Ternyata setelah semua yang kita alami dulu, kita tak sendirian. Mereka hadir dengan uluran tangan yang hangat. Ayo kita berterima kasih kepada mereka Nona. Walaupun hanya dalam bentuk tulisan dan tak terungkap secara eksplisit. Tapi semoga saja mereka sempat membaca buku ini ya. Biar mereka tahu betapa mereka berarti di hidup kita.

Aku tahu, setiap bantuan dan perhatian yang mereka berikan kepada kita dengan cuma-cuma waktu itu tidaklah cukup dengan balasan ucapan terima kasih saja. Sampai kapan pun mereka akan tetap kita ingat bahwa mereka telah menyelamatkan hidup kita dan membuatku terutama tetap dalam level kewarasan yang wajar ditengah himpitan ekonomi dan mental yang tidak stabil.

Tak semuanya dalam bentuk yang positif ada pula berupa teguran yang sampai melukai hati, sikap tak menyenangkan dan menghakimi juga berbagai macam olokan, hinaan, pandangan sebelah mata bahkan kesentimentalan terhadap diriku. Semuanya sudah terbayarkan oleh pengalaman hidup yang tak akan pernah ada tandingannya. Pengalaman yang sudah memberikan pelajaran kehidupan yang mungkin tak akan pernah aku dapatkan jika hidup kita mulus tanpa halang rintang.

Terima kasih kepada Sang Pencipta, Tuhanku Allah SWT yang telah menempa kita supaya bisa setangguh sekarang dengan berbagai ujian dan cobaan yang dia berikan selama ini. Rasa syukur Alhamdulillah kini selalu aku panjatkan kepada-Nya. Dialah yang membolak-balikkan hati, kita yang tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di detik-detik setelah ini. Yang pasti garis takdir kehidupan kita sudah jelas dalam catatan kehidupan manusia milik-Nya. Kita tak akan pernah tahu akan sampai dimana garis itu berakhir. Keimanan kita yang diasah supaya kita tetap bersyukur dengan apa yang sudah kita dapatkan. Supaya kita terus berdoa dan berusaha mewujudkan harapan-harapan kita yang mungkin tidak akan seratus persen selalu terkabulkan. 

Langit tak akan menurunkan apapun maumu hanya dengan menengadahkan telapak tangan meminta pertolongan. Kita bukan anak kecil yang dibodohi orang-orang besar, mereka bilang teriakkan apa maumu saat pesawat terbang lewat di atas kepala kita.

Kapaaal minta duit dooonk. Teriakku sewaktu aku masih sangat bau kencur dulu.

Lalu apa pernah pesawat terbang itu memberi saweran uang dari atas langit saat dia terbang diatas kepala kita. Kalaupun dia menjatuhkan sekoper uang. Koper itu tak lantas jatuh lurus tepat di hadapan kita. Angin akan menerbangkannya kemanapun arahnya. Kita hanya akan mendapatkan kecewa jika hanya berharap kepada makhluk hidup lainnya. Maka satu-satunya jalan adalah memohon kepada Sang Pemilik alam semesta ini, doa yang dirapatkan barisannya dengan usaha kita tentunya.

Ya, berusaha dan bergerak adalah jalannya selain dampingan doa-doa khusyu setelah sholat lima waktu, sholat malam dan sholat setelah fajar menyingsing. Begitulah yang aku terapkan dalam fase-fase tersulit saat roda kehidupanku berputar ke arah bawah. Kini aku sudah mendapatkan apa yang aku impikan itu, tentu aku tak berhenti disitu saja. Permohonan kepada-Nya tak akan pernah putus, akan kutabung untuk masa yang akan datang. Selagi aku mampu bergerak maka aku akan terus melaju. Semua itu tentang mimpi-mimpi baru yang akan kubuat lagi untuk anak-anakku kelak. Untuk kalian Nona dan Qeen.

Allah SWT selalu ada di setiap jalan yang kita lalui. Jika bersedih, maka ingatlah kepada-Nya. Ia akan selalu ada bersama kita. Aamiin!

Terima kasih kepada cahaya hidupku tiada lain tiada bukan ialah Almarhumah ibuku tercinta yang sudah lebih dulu meninggalkan kita dan menghadap Sang Penciptanya. Beliau adalah segalanya bagiku, hidupku dan kekuatanku untuk tetap semangat menjalani hidup yang benar-benar tak mudah. Penyesalan karena tak mampu memberikan senyuman bahkan saat hari terakhir dihidupnya membuatku harus selalu mengingatnya dalam setiap sholatku.

Setelah kepergiannya hanya ini yang bisa aku lakukan untukknya, terus mengalirkan segala doa dan ayat-ayat suci Al-Quran untukknya supaya ia tenang di alam sana. Dalam setiap sujudku aku selalu memohon kepada Allah SWT supaya diampuni segala dosa-dosanya, dilapangkan dan di terangkan alam kuburnya. Semoga kelak Allah memberikan tempat di surga-Nya untuk Ibuku. Aamiin.

Terima kasih untuk ayah dan Kak Irma yang sudah memberi kesan tersendiri disaat kejatuhanku dulu. Mereka yang pernah menyudutkanku disaat kehidupan terburukku. Ayah yang dulu selalu sentimen kepadaku dan Kak Irma yang pernah menyakiti kita dengan kata-katanya yang tajam.

Diam adalah jalan satu-satunya bagi kita menghadapi mereka. Karena melawan bukanlah hal yang baik untuk kita pilih, aku tahu bahwa akulah yang pertama menyakiti mereka. Aku seperti mendapatkan balasannya langsung atas apa yang sudah kulakukan dimasa lalu. Tak mampu kubalas dengan hal serupa karena tak ada gunanya dan aku lelah. Lebih baik aku fokus pada impianku dan memperbaiki diri dan hidup kita perlahan-lahan.

Lihat selengkapnya