Sampiran Durian

Azul
Chapter #24

Cungap

DEGER . . . . . . . DEGER . . . . . . . DEGER . . . . .. . .

Suara APAR yang bertemu degnan tembok itu lumayan besar. Mungkin orang yang berada di ruangan utama dapat mendengarnya. Tapi para pekerja tak ambil pusing, mereka fokus untuk merubuhkan tembok ini dan setidak dapat membuat telpon ke dunia luar. Mereka bersemangat tak henti, berpeluh banyak sangat. Mereka berhasil mendapatkan 10 APAR di sana. Dan akhirnya bergantian untuk membuat lubang tersebut.

Pak Adit : "Kau yakin Pak Lukman? ini sudah hampir 10 menit berjalan dan tembok masih hanya sebatas gompal dan retak"

Pak Lukman : "Gompalan yang lumayan besar dan retak yang lumayan lebar. Mungkin estimasinya sekitar 10 menit lagi. Kita akan berhasil, pasti"

Secara tiba-tiba ada petugas yang lari ke arah Pak Lukman, Petugas ini yang mengurusi bagian ruang utama. Dia tampak tersengal sengal.

Petugas : " Pak . . . .Pak . . . . . Luk . . . .man, to to long"

Pak Lukman : "Ya Pak, ada apa"

Petugas : "ke ke kerumunan menggila pak"

Pak Lukman : " Maksudnya?"

Petugas : "Bapak ikut saya sekarang pak ke ruang utama"

Tanpa basa basi lagi mereka pun segera ke ruang utama.

Diperjalan sebelum menuju ruangan utama lumayan gelap. Hanya beberapa lampu yang menyala ada pula yang berkedip kedip saja lampunya

Lalu atap teater ada yang sedikit retak, akibat guncangan bom yang ada di pintu depan teater.

Sesampainya mereka di ruagan utama Pak Lukman hampir terkena lemparan botol minum kemasan, keadaan kacau. Ada yang berteriak tidak jelas "kita akan mati, mati". Ada yang stres menelungkup di kursi nya. Terlihat keluarga yang sedang menenangkan anaknya yang masih bayi. Suasana sangat kacau.

Pak Lukman : "Pak, Panggilkan Pak Cecep"

Petugas : "Baik"

Pak Lukman pun pergi ke pinggiran panggung. Lalu mengambil mic yang ada di sana.

Pak Cecep : "Ada apa?"

Pak Lukman : "ini yang mana yang bisa?"

Pak Cecep : "Dua-duanya bisa"

Lalu Pak Lukman naik ke Panggung

Pak Lukman : "Saudara semuanya, perhatian sebentar"

suara pelan Pak Lukman tak digubris satupun

Pak Lukman : "Saudra semua........"

Suara yang mulai di tingkatkan nadanya, namun hanya sediikit yang acuh.

Pak Lukman : "SEMUANYAAAAA!!!!!!"

Lihat selengkapnya