Walau hancur badan tersambunh, gedung itu masih berdiri berkabung
Berasap, hancur, berderu
"Hai pak pol. Apa kabar?" Seru seseorang dibalik telepon
"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?" polisi terdengar marah
"Jangan terbawa emosi, itu tidak baik. Aku bilang 10 menit untuk 10 orang nyawakan? Tapi aku tidak bilang 10 orang mana yang akan aku bunuh. Sebaiknya kalian cepat siapkan uangnya. Karena sekarang uangnya telah turun menjad 19 milyar. 10 menit beriktunya sudah dimulai ... "
"tidak ada cara lain" komandan anti teror angkat bicara
Ruangan telah dihadiri oleh komandan anti teror dan staff lainnya
"Ya betul, siapakan lah saja uangnya. Kegilaan ini akan berakhir" Pak Kepolisian tampak menyerah
"Baiklah kami akan siapkan. Pengirimannya nanti, kamu serahkan padamu" ujar sekertaris menteri dalam negeri
[{()}]
"Kenapa temboknya hanya terus terusan gompal ya?" Cakap Pak Ali yang terlihat lelah akibat melubangi tembok tersebut
mereka semua pun berhenti sejenak dan beristirahat
"Gompalan ini cukup bersar, 3 meter horizontal. 1 meter vertikal." Pak Lukman erucap
"Itu hanya retakan saja, gompalnya hanya sekitar 10cm" Pak Adit menangkas
"Eh eh aku dapet signal" Bu Lia hampir loncat kegirangan karena dapat signal
"Sepertinya retakan kita cukup untuk membawa keluar beberapa signal" Tutur Pak Ali
"Tapi signal nya mandek. Coba deh kalian cek satu-satu punya kalian, siapa yang paling kuat signal nya" Saran Bu Lia
Semuanya pun membuka handphone masing-masing