Sampiran Durian

Azul
Chapter #31

Duhai

Suasana mulai terasa sejuk. Angin sore harusnya tak sedingin ini. Julia melihat ke langit menerka sambil menggoes sepedanya. Cinta menatap Julia yang sedang menghadap ke atas dari kursi belakang sepeda listriknya. Tak beberapa saat, sampailah mereka di rumah. Karena hari menjelang malam mereka menaruh sepeda mereka di dalam garasi. Mereka pun masuk ke ruangan tengah dari pintu garasi. Julia menyalakan lampu teras dan menyalakan lampu dapur serta ruang tengah. Cinta bergerak langsung ke atas tanpa menoleh lagi ke Julia. Julia bersantai sejenak sambil membuka pakaian luarnya dan menaruhnya di gantungan belakang pintu depan. Sekarang ia hanya memakai celana panjang dan kaos berlengan sepanjang bahu

BEEEEEP . . . . . . . . . .

Julia menyalakan telivisi sambil bersantai saja di sofa nya. Mencoba mencari acara TV yang sesuai keinginannya. Tiba-tiba di TV terdapat acara semacam acara seni. Awalnya Julia tidak begitu tertarik menonton nya. Tapi ketika ia melihat ada seseorang yang membaca puisi, ia pun mendengarkan.

"Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana"

 

Kau ini bagaimana

Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya

Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana

Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai

Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku

Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

 

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

. . . . . . . . . . . . . . .

 

Gus Mus

-1987-

 

Lihat selengkapnya