Sampiran Durian

Azul
Chapter #32

Daga

Julia masih terus saja berkutat di depan segala macam barangnya. Papan tulis nya sudah penuh dengan beberapa coretan dan tempelan kertas yang berisi data. Print nya masih terus bekerja mengeluarkan kertas. Sementara Julia mengetik sesuatu di komputernya ditemani air putih di kanan mejanya. Ketika print berhenti bekerja, Julia menyambit beberapa lembar kertas yang selesai di print. Berdiri dan membaca lembar demi lembar samil meminum air putih nya. Lalu salah satu dari kertas itu di tempelkan dengan solatip ke papan tulis dan melingkari hal penting menggunakan spidol yang diletakan di telinganya. Julia merenggangkan kaki sejenak dan menatap ke langit-langit rumahnya walau sesaat. Lalu ia memutuskan untuk sejenak merenggangkan badannya.

Julia pergi dari ruangan kamarnya menuju ke kamar Cinta. Mungkin ia lupa menguncinya. Juliapun masuk ke dalam kamar cinta. Julia melihat Cinta sedang tidur dengan laptop yang masih menyala.

"Cinta, rapikan terlebih dulu baru tidur"

"engghmmm" Cinta malah terus lekat dengan tempat tidurnya

Julia tersenyum kecil, lalu mendinginkan suhu AC kamar. Selimut kamar Cinta di naikan setinggi leher. Lalu lampu dimatikan dan Julia pergi ke luar kamar serta menutup kamar tersebut.

Tangannya tiba-tiba gemetar. Mata nya berkaca-kaca. Tubuhnya melemah, goyah. Ia pun perlahan menangis. Air mata menyeruak dari kelopak. Goyahnya tubuh membuat ia menelungkup. Semakin dalam larut dalam kesedihan.Mengalami semuanya membuat Julia seakan menjadi lemah. Terutama peristiwa tempo hari. Julia hanya tidak mau apapun terjadi dengan mereka terutama adik semata wayangnya. Semua kegilaan yang mengerikan ini. Membuat Julia mengingat masa lalu. Peristiwa serupa yang menimpa mereka waktu dulu. Sekejap saja Julia terdiam mengingat semuanya. Sunyi, pedih, dan nyeri. Tiba-tiba ia teringat akan sesuatu, langsung Julia bangkit dan menyeka air matanya

Segera iya duduk kembali ke kursinya. Minum air putih sebanyak banyaknya. Lalu dia mulai mengetik sesuatu. Keringatnya mulai mengucur deras disana sini. Julia menemukan beberapa praduga untuk orang yang bertanggung jawab atas penyerangan tersebut. Ada beberapa orang yang kana menjadi pusat. Akhirnya beberapa orang ditemukan sebagai tersangka. Maksudnya hanya menyangka-nyangka siapa kira-kria dalang dari semuanya.

Tiba tiba telepon di sebelah kiri meja kerjanya berbunyi

"Ya Julia di sini."

"Masih ingat kan?"

 "ASTAGAAAAAA. Hampir aku lupa" Ujar Julia

"Ehem, kebiasaan yaaaa. aku udah ada di depan rumahmu"

Julia melihat ke jam dinding nya. Sudah hampir jam 6 sore, jam 7 dia ada janji untuk bertemu dengan Timmy. Julia lekas memnutup komputernya, membuka handphone nya dan menfoto papan tulis yang telah penuh oleh banyak coretan. Setelahnya ia taruh papan tulis itu di tempat yang aman. Printer dimatikan, dan juga AC yang ada di kamarnya. Lalu Julia segera mencari pakaian yang ada di dalam lemarinya. Sekiranya mengganti dengan pakaian yang lebih baik dan sedikit formal.

Julia segera membuka pintu depan, dan berjalan menuju gerbang depan. Juliapun membuka gembok gerbang depan.

"Hai .. "

Lihat selengkapnya