Sanaya ( Cinta anak yang terabaikan)

Nanang Alis
Chapter #2

Chapter tanpa judul #2

Hari itu, hari di mana ibunya kembali. Sanaya masih merenungi nasibnya. Gadis lima belas tahun yang baru saja kehilangan separuh nyawanya. Air matanya masih saja menetes, kedua matanya membengkak dan kepalanya terasa pusing.

"Sanaya, ayo makan dulu". Sanaya menggeleng, bulir air matanya semakin deras. Seharusnya ibunya masih bersamanya. Seharusnya, ia berada dalam pelukan hangat ibunya saat ini. Seharusnya ibunya menghibur dirinya saat ini.

" Makan sedikit. Kamu sudah menapaki jalan terjal sejak kedua matamu melihat dunia ini Sanaya. Apapun yang terjadi, sudah menjadi takdirmu. Tidak ada pilihan lain, kamu harus tetap melanjutkan hidupmu. Bibi hanya bisa mendoakan dan mendukungmu semampu bibi".

Kenapa kata-kata itu terdengar sangat kejam ditelinga Sanaya. Takdirnya seperti sebuah pemaksaan baginya.

"Besok hari minggu, bantu bibi mengumpulkan kelapa di belakang. Akan banyak pesta pernikahan bulan depan. Hasilnya lumayan untuk tabungan membeli perlengkapan sekolahmu".

Sanaya mengangguk, lalu berdiri dari ranjangnya yang sudah usang menuju dapur. Dirumah sederhana itulah ia dibesarkan oleh neneknya. Melewati hari demi hari yang penuh cerita. Setiap hari jalan ceritanya berbeda, tapi Sanaya belum menemukan cerita terbaik dalam setiap episodenya.

Ia makan dengan tangan bergetar. Senyuman di wajah ketiput nenek Saida tergambar jelas dalam kepalanya. Entah kepada siapa lagi ia harus mengadukan semua kelih kesahnya.

"Makanlah tidak baik menunda rezeki. Bibi harus menyelesaikan cucian dulu. Setelah itu istirahat, bibi tidak ingin kamu sakit dan membuatku semakin pusing. Jika bukan karena wasiat ibu aku akan membiarkanmu pergi bersama ibumu".

Lihat selengkapnya