SANDIWARA CINTA

Embart nugroho
Chapter #5

Obrolan Malam

Brenda menggigit sandwich-nya. Hmmm… enak sekali buatan Ela kali ini.

“Sandwich buatanmu enak, La,” puji Brenda.

“Siapa dulu?” Ela menepuk-nepuk dadanya. Dituangkannya susu cair kemasan kotak ke gelasnya. Lalu dia juga mencomot sepotong sandwich di atas meja.

”Kenapa kamu nggak buka warung aja?” kata Brenda memberi saran.

“Enggak ah. Aku nggak ada bakat di kuliner. Aku juga nggak mau bangkrut dan mengalami depresi sepertimu. Kamu kehilangan pekerjaan dan modal yang sangat besar. Sekarang kamu harus melunasi hutang-hutangmu,”

“Yah, itu sudah jalan hidupku,”

“Sekarang apa rencanamu?”

“Aku tetap ingin membantu Ryan. Menurutku Ryan cowok yang cakep,”

“Kau sudah gila? Apa kamu sadar atas ucapanmu?” alis Ela naik beberapa mili.

“Apa aku terlihat tidak sadarkan diri? Aku sudah bertemu dengannya. Ryan nggak sepenuhnya autis. Dia hanya kurang interaksi, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain,”

“Sama saja, Brenda … Ryan tetap saja cowok autis. Atau … kamu mengaguminya?”

“Husst… sembarangan! Aku nggak mungkin jatuh cinta dengan Ryan.”

“Lantas kenapa kamu menolak dokter Deddy?”

“Itu nggak ada sangkut pautnya, La. Aku masih belum menerima keputusan dr. Deddy aja. Lagi pula aku nggak tahu asal-usul dr. Deddy. Aku masih trauma,”

“Apalagi yang kamu tunggu? Jodoh sudah ada di depanmu. Apa kamu nggak ingin menikah?”

Brenda meletakkan piring kecil bekas sandwich di atas meja, lalu menghapus bibirnya dengan tisu.

“Aku masih belum mau menikah muda,”

“Kau akan menikah setelah rambutmu putih semua?”

“Ela… Itu nggak akan terjadi,”

“Lantas, apalagi yang kau pikirkan. Umurmu sudah dua puluh dua tahun, Nda,”

“Dan kamu pikir aku terlalu tua?”

“Setidaknya nggak ada kerutan di wajahmu dan kau menghabiskan waktumu di salon kecantikan,”

“Ugh … kamu membuatku patah semangat,”

“Kamu saja yang membuat dirimu cepat tua,”

“Aku pulang dulu ah. Sudah malam, besok aku harus ke rumah Ryan. Aku nggak mau terlambat sampai di rumah Maryati,” Brenda beranjak dari kursinya.

“Jangan lupa kamu cari jodoh. Kalau boleh jangan seperti Ryan … Hahaha …”

“Husst … Ela! Kamu apa-apaan sih?! Nggak baik mencibir orang,” Brenda sedikit sewot.

“Aku bercanda,”

“Nggak lucu tau!”

“Iya-iya… aku minta maaf,”

“Sampai ketemu besok,” pamit Brenda. “Sampaikan salamku ke tante Salma,”

Lihat selengkapnya