Brenda membuka sepatunya dan meletakkannya begitu saja. Reuni yang sangat membosankan. Terlebih saat Ela membohonginya dengan berpura-pura hadir ke acara itu. Nyatanya mereka senang-senang sendiri.
“Huh, dasar Ela! Aku akan balas kelakuanmu...” Brenda mengumpat kesal.
Ia membaringkan tubuhnya. Mengingat wajah Yuda yang bermain-main sekejab saja. Kenapa Yuda belum punya pasangan? Padahal dia cowok tampan dan dulu dikejar-kejar banyak cewek di sekolahnya.
Brenda bangkit dari rebahannya. Mengambil ponsel di atas meja.
“Kamu dimana, La?” tanyanya ke Ela.
“Aku lagi di Solaria ma Renold. Biasalah, kencan with love,”
“Huh, Ela. Kamu membohongiku. Kamu bilang di rumah sakit?”
“Iya… tadi dari rumah sakit langsung ke Solaria,”
“Kamu bilang mama Renold di ruang ICU? Kok kalian seneng-seneng makan di Solaria?”
“Itu taktik aja, Nda. Udah ah… Gimana reuninya? Menyenangkan?”
“Menyenangkan sekaligus membosankan!”
“Kamu dapat gebetan baru?”
“Gebetan jidatmu itu! Tapi aku ketemu Yuda. Dia tampan sekali,”
“Oh, ya...? so sweet... Trus gimana?”
“Yuda bawa pacar bohongan,”
“Pacar bohongan? Jadi selama ini dia belum menikah? Padahal dulu dia playboy,”
“Tau tuh...”
“Yah udah kamu jadian aja sama dia,”
“Ogah ah. Napa sih kamu selalu saja menjodohkan aku begitu? Dedy lah, David, sekarang Yuda…?”
“Bukannya dulu kamu mengaguminya?”