SANDIWARA CINTA

Embart nugroho
Chapter #20

DIANTARA DUA PILIHAN

Embun pagi masih terlihat di jendela kaca, meremang seperti pandangan mata manis, saat Brenda menggeliat baru bangun tidur. Mata Brenda masih kuyu seperti mata kupu-kupu. Tetapi bola mata mungil itu segera mengerjap haru saat menatap embun di jendela kamarnya yang putih seperti guguran salju. Sebentar lesap karena sinar matahari pagi.

Brenda terbangun. Tidurnya tidak begitu nyenyak karena pikiran-pikiran lain menghantui otaknya. Cahaya matahari pagi yang tersulur membuatnya terjaga. Brenda melihat jam dinding di sudut dinding kamarnya. Sudah pukul delapan. Brenda melewatkan pagi-pagi yang indah. 

Brenda bangkit dari tempat tidurnya dengan berat. Meregangkan otot-otot punggungnya dan merentangkan tangannya. Berjalan dengan malas menuju kamar mandi. Brenda meraih handuk dan menuju kamar mandi. Pagi yang sangat membosankan. Pagi-pagi sekali Brenda harus pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ryan. Namun sebelum ia melangkah keluar, Baim muncul di depan pintu. Brenda terkejut setengah mati.

“Baim..?! Mau apa kamu kemari?” tanya Brenda sedikit berang.

“Aku ingin menuntut kekasih bodohmu itu!” sergah Baim nyolot

“Cukup, Im! Ryan sedang sekarat di rumah sakit. Kamu ingin menuntut balas? Itu salahmu, bukan kesalahan Ryan!”

“Oh... jadi kekasihmu itu bernama Ryan? Kamu cewek begok, Nda! Apa yang kamu lihat dari cowok idiot itu, hakh! Harta? Kekayaan?!”

“Diam kamu! Aku bukan cewek matre seperti yang kamu bayangkan, Im! Tolong jangan ganggu kehidupanku!”

“Alaaa…. Nggak usah munafik! Kamu membutuhkan uang kan untuk melunasi hutang-hutangmu? Dan kamu memanfaatkan cowok bego itu sebagai umpan kelicikanmu!”

“Jaga bicaramu, Im! Aku nggak sedikitpun berniat jelek ke Ryan! Apa sih maumu?! Apa kamu kurang puas menggangguku?!”

“Aku akan terus mengganggu kehidupanmu, Nda. Selama kamu menolak cintaku!”

“Kamu gila, Im. Masih banyak gadis lain yang menanti cintamu,”

“Tapi aku sangat mencintaimu, Nda...!”

“Jangan pernah kamu mengucapkan cinta jika kamu tidak tahu apa arti cinta yang sesungguhnya!”

“Kamu terlalu naïf jika menuduhku nggak tahu arti cinta. Apa kamu pikir seorang pujangga mengerti arti cinta yang sesungguhnya? Mereka hanya berkata-kata, Nda...”

Brenda melangkahkan kakinya, namun Baim mencengkram lengan Brenda dengan kuat.

“Lepasiiinn…! Kamu maunya apa sih, Im?!”

“Hidup dan cintamu!”

“Tidak!!” Brenda berusaha melepaskan tangan Baim. “Aku tidak akan pernah mencintai cowok gila sepertimu, Im!”

“Hei…! Lepaskan!” Ela tiba-tiba aja muncul di depan rumah Brenda. Baim terkejut dengan kehadiran Ela yang keluar dari mobil mewah. Baim melepaskan lengan Brenda yang sudah kesakitan. Ela berjalan tergesa menghampiri Brenda.

“Kamu memang sinting! Tega-teganya kamu menyakiti kaum hawa. Dimana martabatmu sebagai cowok?!” Ela mendekati Brenda yang merintih.

“Kamu nggak usah ikut campur! Ini urusanku dengan Brenda!”

“Heii… kamu jangan main-main. Brenda itu temen aku dan sudah aku anggap sebagai saudaraku. Aku nggak mau ada seorang laki-laki menyakitinya!”

“Alaaa…. Kamu tahu apa sih? Hah? Aku mencintai Brenda dan tidak ada yang bisa melarang cintaku. Kamu tahu?!”

Lihat selengkapnya