SANDYAKALA

Yoemi Noor
Chapter #1

SHARIQOH

Hamzah berdiri di depan seorang Musyrif dan seorang Ustadz yang mengadilinya soal tuduhan pencurian atau syariqoh--istilah perbuatan santri yang melanggar aturan Pondok Pesantren, yaitu mencuri, umumnya berupa uang--meskipun Hamzah berkali-kali menolak tuduhan itu, tapi karena ia tak bisa membantah bukti yang telah ditemukan bahwa ada sejumlah uang berada di bawah bantal Hamzah dan itu adalah uang kepunyaan Arif.

"Uang itu ada di bawah bantal kamu, Hamzah. Itu sudah menjadi bukti," ujar seorang Musyrif menuduh Hamzah.

"Wallahi, saya tidak mencuri," Hamzah hampir menangis membela dirinya.

Arif yang berdiri di sebelah Hamzah mencibir sinis. Ia sungguh tidak mempercayai ucapan Hamzah. Di luar ruangan, para santri sekelas Hamzah dan Arif berkerumun di balik dinding, mereka berusaha menguping pembicaraan yang terjadi di dalam ruangan.

Salah seorang santri yang berada di situ adalah Dafi. Ia berdiri agak jauh dari teman-temannya yang lain dan tampak tenang tanpa bergerak sedikit pun. Matanya menerawang seperti sedang melihat sesuatu. Dafi terlihat aneh saat itu.

"Kamu harus kena takzir, digundulin kepala!" terdengar suara ustadz mengambil keputusan.

"Saya tidak mencuri, Ustadz! Demi Allah ..." ujar Hamzah terdengar lirih.

Seketika itu juga Dafi menyeruak di tengah kerumunan santri yang berkerumun di luar ruangan. Dafi tidak peduli, dia terus merangsek maju dan masuk ke ruangan.

"Bukan Hamzah yang mencuri uangnya Arif, Ustadz!" suara Dafi terdengar lantang.

Ustadz dan seorang Musyrif di ruangan itu terpana. Mereka memandang Dafi yang tiba-tiba saja masuk ke ruangan. Terlebih lagi Hamzah dan Arif.

"Kamu saksi dan tahu betul kejadian itu?" Ustadz bertanya kepada Dafi.

"Saya melihatnya dengan jelas," sahut Dafi yakin.

"Lalu siapa yang mencuri uangnya Arif?" tanya Ustadz lagi.

"Tidak ada yang mencuri, Arif sendiri yang menaruh uangnya di bawah bantal Hamzah," Dafi menjelaskan semuanya.

Lihat selengkapnya