Pertemuan Aksa dan Arfa menjadi semakin sering sejak Arfa mengatakan bahwa ia mau berkomitmen dengan pria tersebut dan menjalin hubungan baru meski tidak saat itu juga. Aksa yang sejak awal melangkah dengan hati-hati dan cenderung memberi jarak karena takut Arfa merasa tidak nyaman, kini melangkah lebih tegas dan terang-terangan. Sementara Arfa, meskipun masih bersikap malu-malu dan belum berani mengungkapkan perasaannya, tidak masalah dengan kehadiran Aksa.
Seperti hari ini misalnya. Sejak siang tadi, Aksa mengajak Arfa menghabiskan hari minggu bersama. Mereka berjalan-jalan dengan membeli berbagai jenis makanan di sepanjang jalan pusat perbelanjaan sebab keduanya sama-sama penggemar makanan. Dan meski hari sudah sore, keduanya justru duduk di salah satu bangku pada taman yang letaknya disamping pusat perbelanjaan tersebut. Sesekali Arfa menyeruput minuman dingin di tangannya.
“Fa, tadi ada yang menyatakan cinta sama aku.” ucap Aksa memecah keheningan keduanya.
“Terus Mas gimana?” tanya Arfa penasaran
“Aku jawab kalau aku udah punya kamu.” Jawab pria itu
“Terus reaksinya gimana?” gadis itu kembali bertanya
“Dia masih coba buat dekat sama aku. Apalagi kita bekerja di tempat yang sama, dan jujur itu buat aku enggak nyaman.” cerita Aksa.
Arfa meremat gelas berisi minuman yang tersisa setengah di tangannya. Perasaannya mendadak kesal dan tidak nyaman. Arfa memeang sepopuler itu, dan entah mengapa mengetahui kenyataan bahwa dirinya tidak boleh protes karena ia belum memiliki ikatan dengan pria itu, membuat Arfa semakin kesal.
“Ternyata gebetan aku orang terkenal ya.” ucap Arfa sambil tersenyum
“Tapi aku hanya mau sama kamu. Aku udah tegasin sama mereka untuk enggak suka sama aku, dan aku juga berusaha sebisa mungkin menjauh dari mereka. Cuma kamu, Arfa.” Ucap Aksa sembari memfokuskan atensinya pada gadis di sebelahnya tersebut.
“Aku jadi minder. Mau melarang kamu juga aku tidak berhak karena tidak ada ikatan antara kita.” Mendadak mata Arfa memanas dan air mata mengumpul di pelupuk mata.
“Kamu berhak melarang aku, Arfa. Kamu punya hak buat enggak suka sama mereka yang dekat-dekat dengan aku.” ucap Aksa
“Tapi aku bukan siapa-siapa kamu, Mas. Tidak ada ikatan antara kita yang membuat aku enggak punya hak buat melarang kamu disukai atau menyukai mereka.” Jawab Arfa
“Tapi, percaya sama aku kalau aku enggak ada apa-apa dengan mereka. Aku bahkan menolak mereka terang-terangan.” Aksa meraih tangan Arfa dan menggenggam jemari gadis itu dengan lembut.