Arfa tengah fokus mengetik manuskrip miliknya ketika sebuah mobil berhenti di pekarangan rumahnya. Gadis itu mengalihkan pandangannya, kemudian retinanya bertemu Aksa yang keluar dari dalam mobil dengan senyum di wajahnya. Gadis itu ikut tersenyum dan menyambut kedatangan Aksa.
“Tadi kamu ke rumah sakit kenapa enggak ada kirim pesan ke aku?” tanya Aksa
“Tadi aku lihat Mas lagi sama cewek cantik, jadi aku titipin makanannya.” jawab Arfa jujur
“Dia mantan aku dan memang sering ke rumah sakit buat ngirim aku makan siang. Aku sudah bilang kalau aku punya kamu, tapi dia masih keras kepala.” jelas Aksa yang hanya dibalas anggukkan kecil oleh Arfa.
“Arfa, jujur aku ingin mengikat kamu dengan status, tapi kamu harus tahu kalau aku sangat sibuk dengan pekerjaanku. Apa kamu enggak apa-apa dengan itu?” ucap Aksa secara tiba-tiba membuat Arfa terkejut.
“Mungkin akan ada hari aku enggak bisa ngabarin kamu seharian penuh, tapi sungguh aku juga enggak mau kalau kamu sama oranglain. Aku emang egois, tapi aku sayang banget sama kamu, Fa. Jadi, bagaimana?” tutur Aksa.
Arfa diam sejenak sebelum tersenyum sembari menatap Aksa.
“Aku mau jadi pacar Mas, tapi aku hanya orang biasa, Mas. Aku berbeda jauh dengan kehidupan Mas yang serba berkecukupan. Mas juga cerdas dan dicintai orang banyak sementara aku bukan siapa-siapa. Aku harap Mas enggak merasa malu atau menyesal kalau menjalin hubungan denganku.” Ucap Arfa mengungkapkan apa yang ia rasakan.
“Arfa, aku tidak masalah dengan status atau apa itu. Bahkan kalau nanti kamu mau menghabiskan hidup dengan aku, kamu tidak perlu khawatir dengan apapun sebab aku sudah memilikinya dan aku yakin cukup menghidupi kita berdua. Aku ingin kamu menjadi teman, rekan, dan pasangan untuk menghabiskan hidup.” jelas Aksa yang membuat hati Arfa mengangat sekaligus menimbulkan rona di wajahnya.
“Sayang” panggil Aksa yang membuat jantung Arfa berdegup dua kali lebih cepat.
Gadis itu berdeham kecil mencoba menetralkan jantungnya. Ia mengalihkan perhatiannya untuk menyembunyikan gugup yang mendadak menyerangnya hanya karena Aksa memanggil dirinya ‘Sayang’.
Sementara Aksa yang melihat wajah memerah gadis di sampingnya hanya terkekeh gemas sembari mencubit pelan pipi kekasihnya.
“Besok mau bertemu dengan Starla bersamaku?” tanya Aksa yang membuat Arfa menautkan dua keningnya bingung.
“Gadis yang kamu lihat di rumah sakit tadi siang.” jelas Aksa menjawah kebingungan Arfa.