Sang Biduan Kota Kembang

Rudie Chakil
Chapter #1

Prolog

“Mampus gue.”

Seorang gadis berbisik pada dirinya sendiri, melangkah pelan di jalan menanjak. Satu-satunya jalan yang terlintas menuju rumahnya.

“Bisa gila nih gue lama-lama, hidup kayak gini,” desisnya dengan berdecak dongkol, berjalan sambil menunduk.

Devia namanya. Nama panjangnya adalah Devia Maya Kencana.

Gadis remaja berusia empat belas tahun yang tinggal di Kota Kembang, Bandung. Kota yang terkenal akan kembang-kembang bermekaran, cantik merona, wangi semerbak nan indah dipandang. Namun demikian, kembang-kembang itu juga mempunyai mata, pikiran dan hati untuk memandang kesempurnaan kembang yang lain selain dirinya sendiri.

“Huff…” Devia menghentikan langkah dan menghirup udara segar pegunungan. Kedua tangannya mengepal di pinggang, sembari melihat apakah ada kendaraan yang melintas dari arah belakang.

“Ckk...” Raut wajahnya pun cemberut, melihat jalan sepi yang berkelok menurun. Hanya ada rimbun pepohonan di kanan dan kiri jalan. Mau tidak mau ia harus memaksa lagi langkah kakinya untuk berjalan.

Panjang... jalan yang dilalui Devia adalah jalan yang panjang. Apalagi jalan hidupnya, jauh lebih panjang lagi. Namun Devia belum memikirkan hal itu. Devia hanya berpikir untuk saat ini, saat kemarin dan masa lalunya, yakni jalan yang sudah dan sedang ia lewati. Belum berpikir tentang jalan yang akan ia lalui, yaitu masa depan yang masih jauh terbentang.

Devia juga mempunyai rambut lurus yang panjang, ditunjang tubuh dan kaki yang cukup jenjang. Namun, lagi-lagi ia belum melihat semua itu. Sebagai seorang perempuan muda belia, kesempurnaan fisik yang telah diberikan Tuhan masih saja disia-siakan olehnya. Devia lebih sering mengeluh, mengeluh, kesal dan jenuh.

“Tiiin.” Terdengar suara klakson kendaraan yang melintas dari arah belakang, “Via,” disusul panggilan seorang wanita dewasa.

“Bi Irma…, ikut, Bibi,” Devia tersenyum kecil dengan tatap mata penuh harap, sebab melihatnya berkendara seorang diri.

Lihat selengkapnya