Sang Idola

kartika wulandari
Chapter #2

MARAH

Brianna cemberut melihat makanan yang sudah tersaji.

"Sel, aku sudah kenyang." Ansel meletakkan ponsel yang dari tadi dia mainkan dan melihat isi piring Brianna.

"Kamu belum makan sama sekali, Bie. Masih tetap utuh seperti tadi. Kamu tadi bilang lapar?"

"Tapi aku mau bakso, Sel! Aku nggak mau makan nasi." Brianna mendorong piring yang ada di depannya menjauh.

"Makan, Bie."

"Aku nggak mau! Kamu saja yang makan, aku sudah kenyang." Ansel menatap Brianna, marah.

Ansel berdiri membawa kursi nya untuk duduk di samping Brianna.

"Aaa.... Buka mulut kamu!"

"Aku nggak mau, Sel."

"Buka mulut kamu sendiri atau aku yang buka?"

Brianna merengut, Ansel yang selalu memaksakan kemauannya membuatnya terpaksa membuka mulut nya.

"Makan yang banyak! Kamu semakin kurus." Ansel menyuapi Brianna dengan telaten.

"Kamu egois!"

"Ingat lambung kamu, Bie. Kamu masih belum benar-benar sembuh."

"Tapi aku suka bakso!"

"Dan kamu akan makan bakso dengan sambal yang banyak. Aku sudah hafal dengan tabiat kamu."

Brianna mencibir mendengar omelan Ansel yang hampir setiap saat dia dengar.

"Bie, besok akan ada orang yang jemput kamu."

"Mau kemana?"

"Memilih gaun untuk acara besok malam."

"Acara apa?"

"Pesta untuk kesuksesan konser tadi."

Brianna diam, dia menganggukkan kepalanya sambil memainkan jari-jari nya.

"Ada apa?" Brianna mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Ansel.

"Ma'af, sepertinya aku tidak bisa datang."

"Kenapa?" Ansel melihat Brianna dengan penuh selidik. Brianna mulai susah diajak pergi bersama Ansel.

"Aku ada janji dengan teman-teman. Ini sudah direncanakan beberapa hari yang lalu." Ansel menghadap ke arah Brianna.

"Bie, dengarkan aku! Jawab yang jujur, ada apa dengan kamu? Kamu berubah, Bie!"

"Hem? Berubah? Kamu ini ada-ada saja. Berubah? Memangnya aku satria baja hitam?" Brianna tertawa mendengarkan lelucon yang dia lontarkan sendiri, tetapi Ansel hanya melihat Brianna dengan tenang. Tangannya bersendekap dan punggungnya bersandar di kursi.

Brianna mengubah ekspresi wajahnya saat melihat Ansel tetap diam sambil melihat ke arahnya. "Sudahlah, Sel. Aku tidak apa-apa, besok kalau sempat aku langsung ke sana saja."

Lihat selengkapnya