Ansel membuka matanya perlahan. Matanya mengenali sedang berada dimana dia saat ini.
"Sudah bangun?" Tanya Brianna sambil membawa teh hangat dan bubur untuk Ansel.
"Heem, kamu disini semalaman?" Ansel membenarkan duduk nya, Brianna mengangguk menjawab pertanyaan Ansel.
"Minum teh dulu, biar efek dari mabok kamu hilang." Brianna menyodorkan cangkir teh kepada Ansel.
Ansel meminum teh dengan perlahan sambil matanya mengamati gerak-gerik Brianna yang masih diam, tidak berkata apapun.
"Bie, kamu marah?"
"Marah kenapa?"
Ansel diam dan kembali meminum teh yang ada di tangannya. Tanpa berkata lagi, Ansel mulai memasukkan bubur ke dalam mulutnya.
"Aku pulang dulu."
Ansel menghentikan tangannya saat mendengar Brianna pamit. Mata Ansel masih mengamati gerakan Brianna yang mengambil tas dan jaket nya tanpa melihat kearah Ansel.
"Bie.... "
"Kamu istirahat dulu, nanti siang aku kesini lagi."
"Bie, kamu beneran nggak akan datang ke pesta nanti malam?"
Brianna berhenti. "Kita lihat saja nanti."
"Ma'af."
"Ma'af buat apa?" Brianna berbalik melihat Ansel yang sedang menundukkan kepalanya.
"Aku pergi ke tempat Andre tanpa memberitahu kamu."
"Semua yang kamu lakukan tidak harus kamu laporkan kepada ku, Sel. Aku sadar, aku hanya teman kamu. Terserah apa yang akan kamu lakukan. Aku tidak berhak ikut campur."
"Bie... "
Brianna tidak menghiraukan Ansel dan tetap bejalan keluar dari kamar Ansel. Air matanya keluar dengan sendirinya, tanpa diminta.
***
Brianna melemparkan tubuhnya ke atas ranjang, tangannya menutup kedua mata nya.
"Menjadi bayang-bayang mu itu melelahkan, Sel. Bagaimana aku bisa melepaskan kamu jika kamu selalu seperti ini?" Brianna berguman. Ansel adalah cinta pertama nya yang terpendam. Brianna tidak ingin merusak persahabatan mereka yang sudah lama terjalin, dia memilih diam dan menahan sakit.
"Melihat kamu yang sedang jatuh hati kepada gadis lain membuatku sakit. Biarkan aku pergi menjauh agar aku bisa mengobati luka ini dengan perlahan."
Ponsel Brianna berdering. Nama Ansel muncul di layar benda tipis milik nya. Tidak berniat menjawab panggilan Ansel, Brianna melempar ponsel nya ke atas ranjang.
"Biarkan aku tenang sebentar, Sel. Aku hanya ingin menjaga jarak dari mu agar rasa cintaku padamu bisa berkurang. Kalau kamu seperti ini, aku tidak akan bisa melupakan kamu."