Sang Jurnalis

Molena Banana
Chapter #8

Insiden

Samia membayar kopi latte pesanannya. Ia sedikit deg-degan. Ini pertama kalinya ia minum kopi. Sewaktu kecil ia pernah mencoba kopi yang biasa diminum ibunya. Lindahnya baru menyentuh sedikit tangannya hampir membuang kopi ibunya. Rasanya luar biasa pahit. Sejak itu ia tak pernah mencoba minuma itu lagi. Tapi semenjak mengenal tentang kopi lewat internet, rasa penasarannya muncul kembali.

Kopi latte yang ia beli adalah kopi yang cocok untuk pemula. Takaran susunya lebih banyak daripada kopinya, sehingga tidak membuat pemula merasakan betapa kuatnya rasa pahit kopi. Ia mencoba menyedot minumannya sambil keluar dari kedai kopi. Benar, rasanya manis dari susu lebih dominan tapi rasa pahit kopi masih sedikit terasa.

“Lumayan, tapi ini bisa bikin berat badanku naik.”

Samia menyalakan ponselnya. Ia membuka aplikasi taksi online. Tersisa lima menit lagi. Ia segera berlari ke gerbang utama mall. Ia menunggu taksinya di halte bus. Dadanya agak sesak dan napasnya tersengal-sengal. Sudah lama ia tak lari secepat ini.

Setelah ia bisa bernapas dengan normal, Samia melihat kresek yang berisi hadiah Meita. Ia belum membungkus hadiah itu. Acaranya akan mulai jam tiga sore nanti, sedangkan sekarang sudah jam dua siang. Sekitar jam dua lebih lima puluh menit ia akan sampai di tempat acara. Ia menggosok rambutnya dengan kasar. Baru kali ini jadwalnya berantakan.

Lihat selengkapnya