Sang Kelana

Fadhli Amir
Chapter #1

Bab Satu: Gandi Bocah Penurut

Hidupmu dimulai siang itu. Seperti biasa kau pulang sekolah berjalan kaki. Setibamu di rumah, kau melihat mobil pick up terparkir di depan. Tampak beberapa orang mengeluarkan perabotan dari dalam rumah. Kau masuk dan mendapati Ayah tengah duduk lesu menggenggam lemah kepalanya. Ibu sibuk mengemas pakaian. Lembar demi lembar pakaian ia keluarkan dari lemari dan menumpuknya di dalam koper besar. Sementara orang-orang asing itu tak peduli, mereka terus mengangkut perabotan rumah hingga muatan mobil pick up nya lebih tinggi dari mobilnya sendiri.

Tak banyak yang bisa kau lakukan selain memindahkan pandanganmu dari Ibu ke Ayah, lalu ke orang-orang asing itu. Kepalamu dilumuri pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun, melihat kesibukan masing-masing dan kebekuan Ayah di sudut rumah, kau membiarkan pertanyaan itu kian menebal, lalu mengering. 

“Lemarinya sudah kosong, Bu?” Tanya salah satu orang asing itu yang bernada lembut, terdengar tak serasi ketika melihat perawakannya yang berbadan tinggi besar, berkulit cokelat gelap dan mata menyala. Sedari tadi, dia salah satu penyebab kau menutup mulut.

“Iya, sudah kosong.” Lalu pria besar bersuara lembut itu memanggil temannya dan mengangkut lemari keluar. Ibu tengah khusyuk memerhatikan foto keluarga. Ditatapnya begitu dalam lalu diletakkan di atas meja. Ia berpaling, menggenggam gagang koper di tangan kirinya lalu menggenggam tanganmu di tangan kanannya.

“Apa kita akan pindah rumah?” Tanyamu saat itu. 

“Kita ke rumah Kakek, ya!” Ibu menggenggam tanganmu erat. Tangan mungilmu tak cukup bertenaga melepaskan genggamannya. Ayah masih saja beku di sudut rumah. Kau mengikuti langkah ibu menuju mobil. Ibu hendak menyetir, kau menyetop .

“Bu, tunggu Ayah!”

“Ayah masih ada urusan dengan orang-orang itu.”

Wajah Ibu tampak tegang. Namun, kau enggan menanyakan banyak hal. Kau masih lelah, kaget, dan lapar.

“Kita makan siang di rumah Kakek saja.” 

Lihat selengkapnya