"Gimana Pak Bintang? Sudah siap ini buat mutasi?" goda Pak Andi selepas meeting. Tersenyum menangapi gurauannya sambil membereskan berkas-berkas.
"Kota kecil lo Pak Bintang. Nggak sayang Pak? Ngelepasin posisi disini buat ke kota kecil?" lagi, ku hanya tersenyum menanggapinya.
"Kinerja Pak Bintang selalu bagus kenapa malah minta mutasi ke cabang small coba. Kalau saya ya sudah pasti minta posisi yng lebih tinggi saja. "
"Saya merasa belum sukses Pak. Ini saya sedang berusaha menuju jalan sukses saya." jawabku kemudian.
"Lha jalan sukses kok malah pindah ke tempat yang nggak bonafit to Pak."
"Iya Pak. Ini sukses saya pulang kampung. Biar dekat dengan orang tua. Sudah terlalu lama saya di kota besar. Sekarang sudah saatnya pulang." Ku lihat wajah binggung Pak Andi.
"Ya sudah saya duluan ya Pak Andi." lanjutku sambil menepuk bahunya dan berlalu meninggalkan ruang meeting.
Dulu aku juga beranggapan begitu, sukses itu tentang karier yang bagus, harta yang banyak. Dan benar aku sudah mendapatkannya. Pekerjaan, keluarga tapi akhir-akhir ini rasa bersalah karena membiarkan orang tua kesepian dalam usia senjanya seperti mencekik leherku.