Sang Martir Cinta

Oleh: Deni Sutan Bahtiar

Blurb

Faiz adalah seorang laki-laki yang berasal dari keluarga yang tergolong sederhana, banyak orang menyebutnya sebagai orang yang tidak kaya. Ayahnya sebagai seorang penjual krupuk ubi, ia buat sendiri lalu dijual berkeliling dari satu desa ke desa yang lain. Faiz adalah anak satu-satunya dari keluarga sederhana itu.
Sementara Nabila adalah seorang perempuan yang berasal dari keluarga yang kaya, ayahnya seorang pengusaha sukses. Hingga pada suatu hari dua anak manusia ini bertemu dan berkenalan, menjalin komunikasi diantara mereka. Seiring berjalannya waktu, bunga-bunga cinta di hati merekapun tumbuh, mereka saling jatuh cinta. Saling mengikat janji setia. Waktu terus berjalan mengiringi tumbuhnya cinta mereka berdua, hingga mereka tidak menyadari ada ujian dan cobaan yang siap menghadang. Saat mereka berdua sedang dimabuk cinta dan dilanda rindu yang mengebu, sebuah perpisahan yang tidak diharapkan terjadi. Tidak lain karena disebabkan orang tua Nabila tidak menyetujui hubungan mereka berdua karena Faiz berasal dari keluarga yang sederhana dan jauh dari kata kaya.
Semua kepedihan itu bermula saat pinangan Faiz ditolak oleh keluarga Nabila. Dengan hati yang begitu hancur, Faiz mencoba menerima kekalahan itu. Sementara Nabila begitu sedih, seiring berjalanannya waktu Nabila menjadi lemah dan tidak berdaya. Ia lebih sering menyendiri di dalam kamarnya, tubuhnya menjadi kurus, wajahnya pucat.
Dan tanpa diketahui oleh Nabila, ternyata ia sudah dijodohkan dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal apa lagi ia cintai. Orang tuanya menjodohkannya karena laki-laki itu juga dari keluarga yang juga kaya, hingga pernikahan yang tidak diinginkan-pun terjadi. Namun sebuah pernikahan yang dijalani oleh Nabila dan laki-laki yang tidak ia kenal akhirnya mendatangkan masalah. Nabila tidak pernah mau untuk didekati apa lagi disentuh oleh laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal dan tidak ia cintai. Berbulan-bulan Nabila hidup Bersama laki-laki yang tidak pernah ia cintai, dan hingga pada akhirnya laki-laki itu mengetahui bahwa Nabila masih sangat mencintai dan mengharap kehadiran Faiz dalam kehidupannya. Akhirnya laki-laki itupun pergi meninggalkan Nabila dan mengakui kekalahannya dihadapan cinta.
Sementara itu, Faiz menduga bahwa pernikahan yang sudah terjadi adalah sebuah pengkhianatan. Setelah mengetahui pernikahan Nabila, ia sering termenung. Saat ia menyadari tidak lagi bisa bertemu dengan Nabila, ia sering mendatangi tempat-tempat dimana mereka berdua pernah menghabiskan waktu Bersama. Faiz berharap, dengan mendatangi tempat-tempat penuh kenangan itu, ia dapat bertemu dengan Nabila walaupun kemungkinannya teramat kecil. Faiz berubah, ia lebih sering berdiam diri merenungi apa yang sudah terjadi. Hingga suatu ketika ia memutuskan untuk pergi dari rumahnya bermaksud untuk membuang segala kenangan Bersama Nabila, membawa kecewa dan kepedihan.
Hingga suatu ketika, setelah suami Nabila memutuskan untuk pergi meninggalkan Nabila dan tidak akan kembali lagi. Nabila berusaha untuk menjumpai Faiz di rumahnya, namun sayangnya Faiz sudah tidak ada dirumahnya, Faiz telah pergi tanpa diketahui kemana perginya. Mengetahui kabar itu, Nabila semakin sedih, jiwanya seolah terbakar. Ia kembali kerumahnya dengan penuh kesedihan dan kepedihan karena tidak dapat menjumpai laki-laki yang selama ini ia cintai dan ia harapkan.
Faiz sudah berada di kota lain, dirumah sahabatnya. Ia mencoba untuk melupakan semua yang pernah terjadi, ia ingin mengubur dalam-dalam rasa cintanya pada Nabila. Hari telah berganti minggu dan minggu berganti bulan, keinginan Faiz untuk melupakan semuanya seolah sia-sia, ia masih belum mampu mengubur perasaan cintanya pada Nabila. Kenangan indah masih saja datang membayang nyaris mengalahkan rasa kecewanya. Tidak ada yang tersisa bagi Faiz kecuali mengakui bahwa ia benar-benar mencintai Nabila. Mencintai Nabila adalah perasaan cinta yang belum pernah ia miliki sebelumnya dalam hidupnya. Sampai akhirnya ia pergi meninggalkan rumahnya dengan bermaksud mengubur semua kenangannya, namun ia sama sekali tidak dapat melakukan itu. Ia masih begitu mencintai dan merindukan Nabila, tidak ada satupun kenangan yang sangup ia lupakan.
Sementara Nabila masih ingin menemukan keberadaan Faiz, hingga akhirnya ia mendapatkan kabar bahwa Faiz berada dirumah sahabatnya. Dengan penuh rasa yang ada, Nabila memberanikan diri untuk melakukan perjalanan mencari Faiz. Menemukan Faiz, namun Faiz tidak ingin pulang Bersama dengan Nabila ia masih belum mempercayai bahwa Nabila masih mencintainya dan mengharap kebersamaan lagi.
Setelah menemui Faiz, Nabila pulang sendiri dengan membawa kesedihan dan linangan air mata. Dan sebelum pulang ia meminta pada Faiz untuk segera datang menemuinya dan menjalin kembali benang-benang cinta yang sudah lama kusut. Namun faiz tidak kunjung datang, Nabila kini hidup dalam penantian, penantian yang tidak tahu sampai kapan akan berakhir.
Lalu apakah mereka berdua akhirnya hidup Bersama dan Bahagia, atau tetap tidak mendapat restu orang tua hingga maut memisahkan? Membaca dari awal sampai akhir novel ini akan dapat menemukan jawabannya.

Lihat selengkapnya