Prolog
Faiz adalah seorang laki-laki yang berasal dari keluarga yang tergolong sederhana, banyak orang menyebutnya sebagai orang yang tidak kaya. Ayahnya sebagai seorang penjual krupuk ubi, ia buat sendiri lalu dijual berkeliling dari satu desa ke desa yang lain. Faiz adalah anak satu-satunya dari keluarga sederhana itu.
Sementara Nabila adalah seorang perempuan yang berasal dari keluarga yang kaya, ayahnya seorang pengusaha sukses. Hingga pada suatu hari dua anak manusia ini bertemu dan berkenalan, menjalin komunikasi diantara mereka. Seiring berjalannya waktu, bunga-bunga cinta di hati merekapun tumbuh, mereka saling jatuh cinta. Saling mengikat janji setia. Waktu terus berjalan mengiringi tumbuhnya cinta mereka berdua, hingga mereka tidak menyadari ada ujian dan cobaan yang siap menghadang. Saat mereka berdua sedang dimabuk cinta dan dilanda rindu yang mengebu, sebuah perpisahan yang tidak diharapkan terjadi. Tidak lain karena disebabkan orang tua Nabila tidak menyetujui hubungan mereka berdua karena Faiz berasal dari keluarga yang sederhana dan jauh dari kata kaya.
Semua kepedihan itu bermula saat pinangan Faiz ditolak oleh keluarga Nabila. Dengan hati yang begitu hancur, Faiz mencoba menerima kekalahan itu. Sementara Nabila begitu sedih, seiring berjalanannya waktu Nabila menjadi lemah dan tidak berdaya. Ia lebih sering menyendiri di dalam kamarnya, tubuhnya menjadi kurus, wajahnya pucat.