Perkenalan
Persis satu minggu setelah perjumpaan itu, senin pukul 10 pagi seperti biasa laki-laki itu mendatangi perpustakaan Daerah, memilih-milih buku lalu membacanya berjam-jam disudut ruangan, di meja kecil, sendiri. Saat ia sedang memilih-milih buku di rak tengah, tepat disebelah kirinya seorang gadis yang juga sedang memilih buku, tiba-tiba salah satu buku yang sedang dipilih gadis itu terjatuh dan menimbulkan suara dilantai berkeramik itu, seketika laki-laki itu menoleh ke arah sumber suara; saat gadis itu bangit dari meraih buku yang jatuh, laki-laki itu samar-samar mengenal wajah nan cantik itu. Namun gadis itu tak memperdulikan siapa yang sedang berdiri disebelahnya, sementara laki-laki disebelahnya terus mengamatinya, wajah yang pernah ia lihat. Ia beranikan diri mencoba berlahan mendekati gadis itu, dan menyapanya.
Ragu dan malu;
“eee maaf mbak, sepertinya kita pernah ketemu sebelumnya”. Laki-laki itu mengawali pembicaraan dengan nada bergetar.
Gadis itu terkejut lalu menoleh kearahnya.
“Kita pernah ketemu? dimana ya?” jawab gadis itu dengan lembut.
“Sepertinya kita pernah bertemu ditaman kota satu minggu yang lalu meskipun hanya saling pandang” jawab laki-laki itu menjelaskan.
“Oooo kamu yang duduk di kursi seberang itu yaa?” timpalnya sambil tersenyum.
“Iya, betul sekali. Perkenalkan nama saya Faizul Rahman. Biasa dipangil Faiz. Namamu siapa?”.