Sang Martir Cinta

Deni Sutan Bahtiar
Chapter #25

#25 Perjodohan

Perjodohan

Di tempat yang berbeda, di rumah yang lain. Nabila masih di kamarnya menunggu keajaiban datang dan mengubah kenyataan yang telah terjadi. Tapi ia semacam berharap buah dimusim semi. Berharap rembulan diterik matahari. Ia ingin takdir memutar ulang kejadian sore itu, lalu kebahagiaan berpihak kepadanya. Ia ingin takdir mengubah segalanya, merubah penolakan dengan penerimaan. Namun semua hanya khayalan, karena semua telah terjadi dan tidak akan bisa diputar balikkan.

Suara ketukan pintu kembali terdengar, ibunya kembali mengetuk pintu kamarnya. Dan memohon dengan nada memelas penuh kasih yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa seorang ibu.

“Nabila, bukalah pintunya sayang, ibu mau bicara”.

Dengan langkah yang berat Nabila berjalan menuju pintu kamarnya dan membukanya sedikit tanpa melihat wajah ibunya barang sebentar dengan wajahnya terlihat begitu sayu dan lesu. Setelah membuka pintu kamar, ia kembali membanting tubuhnya di atas kasur. Ibunya segera membuka lebar pintu kamarnya berlahan, lalu masuk berjalan mendekati Nabila yang sedang menengelamkan wajahnya di bantal gulingnya, duduk ia disamping Nabila dan berucap; “Kamu jangan larut dalam kesedihan Nabila. Ibu tahu kamu mencintai Faiz tapi dia tidak pantas untukmu. Kamu harus tahu itu”.

“Apa maksut ibu? Apa karena dia anak dari orang tua yang di anggap miskin?” jawab Nabila sambil mengusap air matanya dan menatap wajah ibunya dalam-dalam.

Lihat selengkapnya