Malam Pernikahan
Di tempat pembaringan Nabila, ibunya terus membujuk dan mencoba mendinginkan hati Nabila yang mendidih untuk menerima kenyataan yang terjadi. Ia meyakinkan bahwa rumah tangganya kelak akan bahagia karena Azmi adalah laki-laki yang memiliki segalanya. Ibunya-pun berharap bahwa Nabila tidak mempermalukan orang tuanya dengan mengagalkan pertunangannya dengan Azmi. Dengan hati yang hancur dan terkoyak semakin dalam, Nabila tidak ada pilihan lain selain mencintai Azmi dengan cinta kepura-puraan agar tidak mengecewakan dan mempermalukan kedua orang tuanya.
Berlahan Nabila bangkit dari tempat tidurnya, mengikuti apa yang menjadi harapan kedua orang tuanya. Ia akan segera mempersiapkan diri dihari pernikahan yang tidak pernah ia harapkan seumur hidupnya. Dengan hati yang lemah dan terpaksa, ia mencoba mengikuti permintaan orang tuanya.
Orang tua Azmi telah datang kembali ke rumah Nabila beberapa hari yang lalu untuk membahas hari pernikahan mereka sebagai mana yang dijanjikan oleh ayah Nabila saat pertunangannya dulu.
Matahari masih lama untuk menghangatkan bumi dengan cahayanya, ayah Nabila bangun pagi-pagi sekali berniat segera memeriksa persiapan hari pernikahan putri semata wayangnya itu. Perusahaan miliknya diliburkan. Semua karyawan dilibatkan dalam melakukan persiapan pernikahan Nabila. Dan ketika siang menjelang, semua persiapan telah selesai, pelaminan telah tersusun indah, mewah. Kursi tamupun telah tersusun rapi.