Sebuah Upaya Untuk Bertemu
Faiz tidak pernah tahu bahwa Azmi telah meninggalkan Nabila. Lama angannya berjalan melewati ruang tanpa batas, ia mencoba menerima apa yang telah terjadi dan berusaha untuk melupakan cinta yang pahit itu, namun semakin ia melupakan semakin dalam pula cinta itu menghujam jantungnya, semakin ia melupakan semakin erat pula cinta itu mendekapnya.
Jiwanya masih merasa telah terkoyak-koyak, hatinya masih juga terluka, ia sangat berharap Nabila datang padanya dan menggengam tangannya sebelum ia pergi. Faiz memang berencana pergi meninggalkan kampung halamannya, ia ingin menghabiskan semua kesedihannya dirumah sahabatnya yang berada di kota lain. Ia juga tidak tahu membutuhkan waktu berapa lama untuk bisa menyembuhkan semua sisa-sisa luka yang ada di hatinya.
Faiz akan segera pergi dan berupaya mengubur semua kenangan saat-saat yang paling indah bersama Nabila, karena Faiz menganggap bahwa Nabila telah menghabiskan waktu berjam-jam berhari-hari bersama suaminya dengan penuh canda tawa dan bahagia. Ia telah mengakui kekalahannya, dan dalam keterasingannya nanti ia akan berupaya sekuat mungkin melupakan perempuan yang selama ini telah mengisi setiap desah nafasnya, menghantui setiap mimpinya. Ia berusaha untuk tidak ingin lagi mencintai Nabila yang kini telah menjadi istri Azmi, jika ia masih tetap memaksakan diri mencintai Nabila maka ia akan menghancurkan susunan rumah tangga orang lain. Itu yang tidak ia inginkan.
Namun, ketidak berhasilannya Azmi membangun rumah tangga bersama Nabila sama sekali tidak diketahui oleh Faiz. Memang Nabila telah dinikahkan oleh kedua orang tuanya namun ia tidak merasa menikah dengan seorang kekasih, bukan menikah dengan seorang laki-laki yang ia cintai. Nabila tidak pernah tidur satu ranjang dengan Azmi, tidak pernah tersentuh sekalipun. Justru dengan pernikahannya itu Nabila merasa letih dan lelah karena harus mengupayakan sekuat tenaga untuk melupakan Faiz yang selama itu ia cintai. Namun seberapapun kekuatannya untuk melupakan Faiz ia tidak pernah sanggup melakukan itu. Bahkan selama menikah dengan Azmi, ia tidak pernah mengizinkan lelaki itu mendekati dan menyentuh kulitnya. Ia hanya akan memberikan seluruh hidupnya pada lelaki yang selama ini ia cintai.
Walaupun Azmi dan keluarganya tergolong orang yang sangat dihormati dan disegani karena kekayaannya namun bagi Nabila semua itu tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan ketulusan dan kebaikan Faiz. Dan setelah kepergian Azmi saat itu, Nabila sangat menginginkan kebersamaan dengan Faiz kembali terwujud. Bahkan saat ingatan tentang Faiz kembali hadir, air matanya selalu meleleh, hatinya menangisi semua yang telah terjadi. Namun sayang seribu kali sayang, Faiz tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dan keinginanya untuk pergi ke tempat sahabatnya telah direncanakan dengan sangat baik. Dia akan segera pergi dengan membawa seluruh kepedihan dan kecewanya, ia merasa bahwa cinta yang selama ini ia simpan hanya akan berbuah sia-sia diakhirnya.
Sementara itu, perasaan Nabila terus bergejolak. Ia berharap takdir masih akan mempertemukan dirinya dengan Faiz dan memaafkan semua kesalahannya yang telah menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak pernah ia cintai. Nabila berniat menyambangi rumah Faiz dan menemukan kembali pujaan hatinya.