Pulang Dengan Kehampaan
Dan akhirnya Nabila pulang dari rumah Dimas dipagi yang cerah itu dengan membawa rasa khawatirnya, khawatir kalau Faiz telah terpengaruh oleh suasana barunya dan telah membuang semua rasa cintanya. Sepanjang perjalanan pulang kerumahnya, Nabila selalu termenung, rasa takut benar-benar menghantuinya, takut jika Faiz tidak mau lagi datang menemuinya, takut jika semua perasaan cinta Faiz telah berubah, berubah menjadi kebencian.
Nabila keluar dari rumah Dimas dengan membawa hati yang hampa. Ia tidak berhasil membawa serta Faiz untuk bersama-sama pulang menjemput kebahagiaan yang selama ini didambakan.
Malam mulai larut, Nabila sudah berada di kamarnya. Saat embun malam mulai tergambar di kaca jendela kamar, Nabila masih gelisah. Nabila menatap jendela yang basah oleh embun malam itu, memantulkan cahaya lampu kamar, menambah kerinduan pada sosok laki-laki yang selama ini ia nantikan kehadirannya. Sesekali ia terduduk sambil terus memikirkan pujaan hatinya yang kemarin siang sudah ia temukan. Ia sudah sangat ingin segera menikmati kebersamaan yang selama ini ia harapkan dan rindukan.
Nabila merasa telah jatuh. Benar-benar telah jatuh hati pada Faiz dan ia sendiri telah menangung kejatuhannya itu. Kekuatannya telah terserap pada perasaan cinta yang tumpah dan rindu yang belum terselesaikan. Ia menunggu Faiz segera datang dan meraihnya. Sebab ia merasa kesanggupannya untuk terus menangung segala kepedihan akan segera habis bersama kekuatannya dan kesehatannya yang segera pudar jika Faiz tidak segera kunjung datang menemuinya.