Sang Martir Cinta

Deni Sutan Bahtiar
Chapter #43

#43 Kembali

Kembali

Dua minggu setelah kepulangan Nabila. Dikamar yang berbeda, jauh dari pandangan mata Nabila. Faiz membolak-balikkan badan, tidak terlelap, ia gelisah. Ia seperti ingin malam segera usai dan bergegas pulang menemui Nabila yang sedang menunggunya datang. Ia bangkit dari tempat tidur, berjalan menghampiri kursi kecil yang ada diujung kamar. Terdiam, hatinya mendidih, pikirannya melayang. Semenjak Nabila datang dipengasingannya, perasaan Faiz semakin tidak menentu. Hatinya berbisik litih;

“Tuhan, Dalam hidup ini tidak ada yang lebih mengembirakan selain menyatunya dua manusia yang saling mencintai. Hari-hari diwarnai dengan canda tawa, saling memperhatikan satu sama lain, menyayangi”. Faiz membatin sambil menatap gelapnya malam. Sepanjang malam ia dalam kegelisahan, matanya terus saja terjaga ia selalu teringat akan Nabila yang mengharap kedatangannya.

Azan subuh berkumandang menyentuh telingga, mengalun merdu, Faiz tersadar dari lamunan dan segera memenuhi pangilan shalat, lama ia duduk bersimpuh memohon kepada Tuhan agar Tuhan segera memberikan kesempatan untuk dirinya dan Nabila untuk bisa bersama-sama saling membahagiakan. Bibir Faiz terus bergerak dan permohonannya terus mengalir bagai air sungai. Setelah semua permohonan dipanjatkan pada Tuhan, ia segera menyusun kembali keyakinannya yang selama ini mulai runtuh, menyambung kembali semangatnya yang pernah patah.

Faiz bangkit dari atas sajadah lalu menghampiri tumpukan pakaiannya dan segera memasukannya kedalam tas, ia ingin segera pulang dan menjemput cintanya.

Saat matahari mulai memancarkan sinarnya di ufuk timur, Faiz segera turun dari lantai atas sambil mengendong tas berisi pakaiannya. Angin timur mengarak awan menciptakan suasana pagi yang syahdu. Faiz mencari Dimas yang sejak subuh tadi sudah terbangun, menyapu debu-debu dirak buku yang berjajar di tokonya. Faiz memangilnya;

“Dimas”.

“hei, kamu mau kemana kok bawa tas”. Dimas seperti terkejut.

Lihat selengkapnya