Sang Martir Cinta

Deni Sutan Bahtiar
Chapter #44

#44 Pernikahan

Pernikahan

Di pagi hari yang cerah, Rumah Nabila penuh sesak dengan penduduk Desa, para tamu laki-laki dan perempuan, tua dan muda. Mereka semua melihat kearah pelaminan yang sedang duduk dua orang pengantin yang pernah terpisah. Nabila terlihat begitu cantik seperti penjelmaan purnama. Sementara kedua orang tuanya masing-masing duduk di sebelahnya. Mereka semua tersenyum bahagia.

Setiap tamu yang datang memberikan ucapan selamat dan mendoakan kebahagiaan untuk mereka berdua. Begitu juga Dimas, ikut bahagia pada pernikahan mereka.

 Faiz dan Nabila hidup bahagia, tidak ada yang membuat mereka bersedih kecuali kenangan-kenangan masa lalu saat terpisah satu dengan yang lainnya. Lalu mereka berdua tingal di desa yang jauh dari pengaruh kota yang buruk. Mereka hidup dengan saling mencintai dan menyayangi hingga membuat iri setiap orang yang melihatnya. Takdir Tuhan telah mengubah segalanya, penolakan telah berumah menjadi restu, doa-doa mereka telah di kabulkan, kesedihan telah diubah menjadi kebahagiaan. Kepedihan yang dulu dirasakan telah disembuhkan dengan kebersamaan.

Kesedihan-kesedihan yang dulu dirasakan akan menjadi kenangan dan pelajaran bagi anak cucunya kelak.

Lihat selengkapnya