Sang Multitalenta : Tahun Kedua

M. Ferdiansyah
Chapter #8

Extracurricular Campaign

Demo Ekskul kini telah berganti nama menjadi Kampanye Ekskul, berbeda dari tahun sebelumnya yang diwajibkan setiap ekskul untuk menampilkan presentasinya sebagai bentuk promosi agar tinggi minatnya ekskul yang di promosikan. Semakin tinggi minat ekskul tersebut maka semakin besar dikembangkan oleh pihak sekolah. Untuk itu, banyak sekali para alumni yang berlomba-lomba untuk menaikan tinggi minat ekskul bukan hanya popularitas yang dicari melainkan keuntungan mereka sebagai pelatih. Kebanyakan pelatih dari setiap ekskul berasal dari alumni angkatan pertama. Jika dari tahun ke tahun minat ekskul menurun maka kepala sekolah akan mengeliminasi ekskul tersebut atau lebih tepatnya "Dibekukan" dan akan dicairkan lagi jika ekskul tersebut memiliki program, visi dan misi yang baru. Menurunnya minat ekskul biasanya disebabkan karena latihannya yang membosankan dan para murid lelah belajar di sekolah sehingga sisa waktu mereka dimanfaatkan untuk beristiahat dirumah.

Kampanye Ekskul harus diundur kurang lebih selama tujuh belas hari karena ada beberapa hal yang harus dibuat dalam penulisan proposal, belum lagi setiap proposal masing-masing ekskul harus jelas dan visi dan misi serta programnya. Sulit sekali untuk mendapat persetujuan dari bidang kesiswaan. Tidak seperti Bundo di tahun pertama, ia sangat mudah sekali untuk menerima berbagai macam proposal dan bentuk acara yang ingin dibuat oleh OSIS dan murid lainnya. Namun, sangat disayangkan Bundo harus digantikan oleh Pak Heri karena masa jabatannya sudah habis. Tahun depan guru favorit Sastra dan Bahasa Indonesia semua murid akan segera pensiun.

Di minggu keempat ini tepat di hari Sabtu, kampanye ekskul dibuka untuk semua murid kelas sepuluh.

Di depan gerbang sekolah sudah ada tulisan banner dengan logo-logo ekskulnya. Selain itu, pihak sekolah juga memasang banner besar di dinding sekolah di lantai tiga dekat tulisan SMANI Jakarta menghadap lapangan. Ada beberapa hiasan balon dimana-mana, dan juga dihiasinya lapangan kami menggunakan bendera segitiga berwarna-warni di atas semua stan. Bendera tersebut di pasang secara horisontal sehingga menambah kesan yang meriah.

Ada 28 stan ekskul yang tersedia di sekolahku, stan-stan tersebut berbaris membentuk seperti di ruang kelas sehingga semua murid bisa mengitari stan tersebut seperti sebuah museum. Beberapa stan dibagi menjadi beberapa kategori dan juga warnanya. Sehingga murid yang malas untuk mencari semua ekskul bisa langsung mendatangi ekskul yang diminati sesuai warnanya. Sekolahku telah ditambahkan dua ekskul baru oleh Pak Bonar, rumor yang beredar ekskul tersebut dibuat sebagai bentuk rasa terima kasih ayahnya Rizal karena anaknya bisa kembali bersekolah di sini.

Beberapa stan ekskul sudah siap dengan kategorinya masing-masing. Kategori pertama, yaitu dari bidang Olahraga dan Seni Bela Diri. Stan tersebut berwarna merah karena bagi mereka, merah itu melambangkan keperkasaan dan keberanian. Kategori olahraga di letakkan di paling depan karena minat akan olahraga dan seni bela diri di sekolahku paling tinggi walau harus tersaingi dengan ekskul Pramuka dan Paskibra. Stan mereka di mulai dari ujung kiri ke kanan di antaranya ada ekskul, Basket, Renang, Voli, Badminton, Futsal, Silat, Karate, serta dua eksul terbaru yaitu, Anggar dan Klub Catur.

Setelah aku melewati kategori ekskul olahraga, aku menghampiri eksul lamaku yaitu stan kategori Seni yang berwarna kuning yang melambangkan ketenangan dan kebahagiaan karena begitulah arti sebuah seni. Ekskul seni di antaranya ada ekskul, Teater, Sinematografi, Paduan Suara, Seni Musik, Drum Band, Tari Tradisional, dan Tari Modern. Ekskul Cheerleader dibekukan karena terlalu berlebihan dalam pakaian sehingga pihak sekolah mengganti ekskul tersebut menjadi tari modern yang harus bersaing dengan ekskul tari tradisional karena di era modern ini banyak sekali influencer di sosial media dalam menari modern karena mengikuti tren Boy and Girl Band Korea seperti BTS, Twice dan Black Pink. Untuk ekskul teater peminatnya berkurang semenjak aku dipindahkan ke ekskul Pramuka dan Renang. Hal ini juga terjadi karena sebagian anak teater terutama yang laki-laki lebih memilih Sinematografi untuk belajar tentang cara membuat film pendek. Tahun ini banyak sekali perlombaan film pendek yang diadakan di universitas seluruh Indonesia. Yuni mengambil ekskul sinematografi sebagai tambahan referensi di ekskul teaternya. Saat ini ia menjabat sebagai ketua Sinematografinya karena ia pandai sebagai sutradara film.

Aku berjalan mengitari ke belakang melewati stanku, kategori latihan dasar kepemipinan diantaranya ada ekskul Pramuka dan Paskibra. Stanku berwarna hijau tua yang merupakan ciri khas dari warna tentara. Aku dipilih oleh Ketua Pramuka karena mereka telah meliha latar belakangku selama di SMP. Ia menjadikanku sebagai Ketua Pradana untuk laki-laki di sekolah selama setahun. Berbeda dengan Andri sebagai musuh bebuyutanku, ia menjadi ketua ekskul Paskibra atas latar belakangnya yang membawa sekolahnya di Bekasi menjadi terkenal saat 17 Agustus 2017 ia sempat menjadi pemimpin upacara di Istana Presiden, Jakarta Pusat. Tidak hanya itu, diam-diam dia juga pernah membuat Tentara Nasional Indonesia terpesona dan kagum atas gerakan-gerakan yang dibuatnya bersama anggota Paskibra lainnya saat ulang tahun TNI pada 5 Oktober 2015 - 2017.

Tidak kusangka Andri sekolah di sini hanya untuk menjadi pesaingku. Ekskul kami berdua saling bersaing untuk mendapatkan peminat lebih banyak karena akan ada banyak anggaran yang masuk untuk ekskul ini dari pihak sekolah dan instansi lainnya karena ekskul kami selalu memenangkan banyak lomba. Tahun kemarin ekskul pramuka mendapatkan sepuluh piala dari sembilan belas cabang lomba. Sedangkan paskibra mendapatkan tiga piala dari tujuh kategori lomba. Eksul Pramuka dan Paskibra membawa nama sekolahku sampai ke tingkat nasional. Untuk itu sebagai bahan pertimbangan yang cukup, aku dipercaya oleh ketua Pramuka dalam menjadi pemimpin di sekolahku serta mengkuti lomba-lomba di tahun ini. Aku menyanggupinya walau sekarang Bundo sedang bersedih melihat ekskul Teater yang dilatihnya kekurangan aktor hebat sepertiku. Tahun ini, teater SMANI menjadi juara pertama di Festival Film Pendek Indonesia yang mengangkat isu pelecahan seksual. Namun, sangat disayangkan momen itu hanya sebentar karena aku berpaling ke yang lain.

Lihat selengkapnya