13 September 2018, hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua murid karena pemilihan OSIS akan segera dimulai satu jam lagi. Kandidat yang menyalurkan diri berjumlah 100 orang. 56 di antaranya murid kelas sebelas dan sisanya murid kelas sepuluh. Hanya 40 persen murid perempuan yang berani mengajukan diri dan sisanya murid laki-laki. Tentunya semua peserta calon pemilihan OSIS telah melewati proses seleksi yang banyak karena yang dipilih bukan berdasarkan mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan tapi dalam berbagai macam aspek dari segi spiritual, mindset dan kecerdasan. Babak-babak seleksi yang dibuat tidak sembarangan, ada empat babak yang harus dilewati semua peserta. Pertama, babak administrasi yang dimana semua peserta harus mengirim data pribadi ke panitia OSIS dalam bentuk curicullum vitae dan rekam jejak prestasi yang ada. Selanjutnya, pengumuman yang lolos dari tahap administrasi akan dipinta untuk seleksi tahap interview. Di tahap interview ada lima juri yang harus dihadapi, masing-masing dari mereka punya penilaian tersendiri. Juri tersebut di antaranya, juri kepemimpinan, keagamaan, public speaking dan bahasa asing, sosial media branding, dan etiket kepribadian. Setelah lolos melalui sesi interview semua peserta diwajibkan untuk tes unjuk bakat. Di babak unjuk bakat, semua peserta wajib menunjukkan bakat sebagai bahan pertimbangan atas kemampua yang dimiliki. Bakat yang ditampilkan bervariasi dari menyanyi, menari, berlakon, sulap, stand up comedy dan masih banyak lainnya. Setelah melewati tahap unjuk bakat, semua peserta melewati tahap akhir yaitu psikotes. Tahap ini menjadi langkah terakhir untuk memilih delapan peserta yang akan dijadikan sebagai empat pasang kandidat dalam pemilihan ketua OSIS. Psikotes yang diberikan tidak banyak hanya semua peserta dipinta untuk mengisi sebuah pilihan yang rumit tentang kepribadian diri, tes matematika dan penalaran umum. Setelah di tahap akhir, terpilihlah empat pasang kandidat. Hanya ada satu pasang kandidat yang akan menjadi ketua dan wakil ketua OSIS periode 2018/2019.
Pemilihan ketua OSIS di laksanakan di dalam gedung teater. Aku bersama kandidat yang lain sudah stand by duduk di kursi masing-masing berdasarkan nomor urut. Aku duduk disebelah Margaret dan kami sudah siap untuk selalu terseyum gigi kepada semua murid karena mereka semua yang akan memilih siapa kandidat yang layak untuk menjadi ketua OSIS. Suasana gedung teater sepertinya sangat ramai dan penuh sorak-sorak meriah dari tirai merah yang ada di hadapan kami. Mereka sangat antusisme dalam pemilihan OSIS, aku bisa mengintip dari tirai besar merah yang ada di depanku, ada beberapa supporter yang membawa kertas, styrofoam dan balon nama untuk mendukung kandidat.
"Ferdian, Margaret, whoaa." Teriak ssmua orang.
"Are you nervous." Tanyaku pada Margaret.
"Yeah, sure. Gua deg-degan parah." Ucap Margaret memegang tanganku.
Di samping itu, kami sudah memiliki strategi untuk menjatuhkan kandidat lain jika itu menjadi sebuah opsional karena sekolah ini penuh dengan murid yang beracun dan harus berhati-hati terutama untuk kandidat yang lain. Dari samping aku melihat Betty yang sudah bersiap-siap dengan gaun berwarna merah bersamaan dengan Arya salah satu murid tertampan dengan jas berwarna biru tua yang sudah siap menemaninya dalam menyukseskan acara pada pagi hari ini. Betty kini sudah mulai dikenal semua murid sejak ia sering menjadi master of ceremony di sekolah, hari ini ia dan Arya dipilih pihak sekolah kembali untuk menjadi MC kondang andalan SMA Negeri Internasional Jakarta. Mereka sudah siap melangkah maju beriringan saat aba-aba dihitung, semua kru yang bertugas saat ini adalah murid kelas dua belas dan beberapa alumni. Sekolah membukan open recruitment sebagai volunteer crew. Banyak sekali yang membantu walau ini adalah pemilihan OSIS bukan dunia kontes, tapi siapa sangka OSIS di sini pernah sampai tingkat nasional, di undang instansi universitas, ikut acara besar dan kegiatan lainnya.
"All crew stand by, 3, 2, 1 tepuk tangan." Ucap salah satu stage manager dari kelas dua belas.
"Hello, hello, hello, hello, helloo everybodyyyyy." Sahut Betty bergaya MC informal dengan suara melengking di akhir kata, diikuti tepuk tangan yang meriah dari semua penonton.
"Sepertinya hari ini suasananya begitu meriah ya Betty. Namun, sebelum kita lanjut. Kita mau mengucapkan salam terlebih dahulu." Ucap Arya.
Betty dan Arya begitu ceria sekali dalam menjadi mc, mereka mampu mengajak penonton berinteraksi sehingga tidak akan merasa bosan. Aku melihat semua murid mengenakan seragam putih abu-abu dan membawa alat-alat dukungan. Aku mengenakan kemeja putih, dengan dasi dan jas berwarna hitam. Aku mengenakan celana dan sepatu pantovel berwarna hitam juga agar warnanya selaras. Rambutku dibuat klimis berwarna hitam hasil make up dari orangtuanya Andin sebagai sponsor yang bernama Harazi Cosmetics. Sedangkan Margaret mengenakan gaun kuning, rambut dibiarkan keriting, kulitnya stunning dan makeupnya terlihat dewasa namun masih pada batasnya.
"Baiklah, langsung saja kita akan mendengar visi dan misi dari masing-masing kandidat dan setelah ini kita akan memasuki question and answer jadi penonton harus mempersiapkan pertanyaan yang berbobot untuk masing-masing kandidat karena sudah jelas mereka ini sudah dipastikan mumpuni dalam menjawab pertanyaan yang sulit karena di mana ada pertanyaan disitu ada jawaban. Langsung saja untuk pemaparan visi dan misi dari pasangan nomor satu Mahalina dan Mahalini, boleh kita kasih tepuk tangan yang meriah untuk mereka berdua." Teriak Betty kemudian diikuti tepuk tangan penonton.