Sang Multitalenta : Tahun Pertama

M. Ferdiansyah
Chapter #47

RISKA X YUNI

Malam minggu pertama di liburan akhir semesterku, aku menunggu kedatangan Riska dan Yuni di depan gerbang sekolah. Aku telah menunggu hampir satu jam yang lalu. Namun, mereka tidak datang juga. Keadaan di jalan dekat sekolah sangat sepi dan tidak ada orang sama sekali, jam sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. Aku melihat ke arah kiri dan kanan, melihat jam di tanggaku. Namun, mereka berdua tidak datang juga. Aku telah menelpon mereka secara bergantian selama 136 kali. Namun tetap saja mereka tidak datang juga.

Aku memutuskan untuk pergi sendirian saja dan meninggalkan mereka. Aku menyalakan motorku dan pergi keluar menuju jalan besar. Saat aku sudah sampai di jalan besar dan tinggal belok ke kiri, betapa terkejutnya aku melihat sekumpulan orang dari kejauhan. Aku melaju cepat dan menghampiri kerumunan tersebut. Aku pikir ada sebuah kecelakaan, aku memakirkan motorku ke pinggir. Aku membuka helmku dan melihat apa yang terjadi, saat ku tengok ternyata mereka adaalah Riska dan Yuni. Mereka berdua mengalami kecelakaan karena tertabrak sebuah truk besar, menurut para saksi ketika kutanya. Motor mereka hancur. Namun, Riska dan Yuni masih bisa diselamatkan. Saksi mata memberitahuku bahwa Riska dan Yuni terpental dan badan mereka menghantam di jalan besar.

Aku hanya terdiam dan meneriaki nama Riska dan Yuni dengan tangisan tidak percaya padahal dua jam yang lalu baru saja aku saling bertukar pesan. Aku mengambil ponsel di tasku kemudian menghubungi semua teman-temanku bahwa Riska dan Yuni mengalami kecelakaan. Suara sirine ambulan terdengar dari belakangku, petugas ambulan dengan cepat mengangkat tubuh Riska dan Yuni. Suasana jalan begitu ramai dan riuh, penuh sesak dan berisik. Aku menyalakan motorku kembali dan mengikuti suara mobil ambulan menuju rumah sakit.

Selama kurang lebih 15 menit perjalanan, aku sampai dirumah sakit besar daerah kota Jakarta Utara. Aku sangat panik sekali, aku berlarian memanggil petugas rumah sakit untuk segera menangani Riska dan Yuni. Mereka berdua dibawa menggunakan tempat tidur tandu. Aku memegang kepalaku dan mulai menggigit jariku karena aku benar-benar tidak percaya.

Aku menunggu di luar karena Riska dan Yuni sudah dibawa ke ruang IGD. Saat aku sudah menunggu begitu lama, beberapa temanku datang. Ada Margaret, Andin, Bimo dan Betty.

“Fer, are u okay?” Tanya Margaret.

Lihat selengkapnya