Sang Multitalenta : Tahun Pertama

M. Ferdiansyah
Chapter #53

SEMAKIN KUCARI SEMAKIN DEKAT

“Bingo!” begitulah celetukan yang kukatakan kemudian menjentikkan jari kananku. Betapa gilanya, aku menemukan sebuah rekaman suara yang dikirimkan dari nomor yang tidak dikenal kepada Riska. Bimo tidak langsung banyak bicara saat memberikan ponsel yang kuberikan padanya, ia percaya bahwa ponsel itu milik sepupuku. Ia memberikan ponsel tersebut ke rumahku kemudian langsung pamit padaku. Aku berjalan dari gerbang rumah menuju ke kolam renang. Aku mulai mendengarkan isi rekaman tersebut dari ruang tamu. Dalam durasi pesan yang kulihat, memiliki durasi 31.24 detik.

Aku memencet tombol mulai dan mendekatkan speaker ponsel ke dekat telingaku. Mataku melihat ke langit yang sudah mulai gelap, aku memandang air yang berada di kolam renang dengan tenang. Begitu dengan suara angin sore yang menambah rasa penasaranku. Aku mendengarkan dua suara laki-laki, aku tahu suara siapa mereka. Aku berjalan mengitari kolam kemudian duduk dipinggir kolam. Aku memasukkan kaki kananku kemudian kaki kiriku ke dalam kolam.

Suara rekaman tersebut terdengar jelas, dua orang yang sedang bertengkar, aku menutup mataku dan membayangkan apa yang terjadi. Aku terus mendengarkan dan betapa terkejutnya aku mendengar nama Robby dan Rizal yang saling beradu mulut.

“Robby, denger! Gua tau kalo sampe hal ini ketahuan. Bokap lu bakal dipenjara. Terus lu di pihak siapa? Bapak lu atau Miya? Udahlah gua tau Miya mantan gua tapi santai aja. Uang orang tua dia gak bakal cukup buat ngusut kasus ini. Sebagai sahabat sejati lu, gua gak mau karena masalah ini, orang-orang pada tau kalo sebenarnya bapak lu pelaku cabul yang terkena HIV. Sekarang, gua gak mau sampe orang-orang tau dan apa yang gua saranin ketauan sama orang lain. Woy siapa tuh!” Isi akhir dari suara rekaman tersebut.

Begitulah apa yang kudengar dari rekaman dari nomor yang tidak dikenal. Dugaanku selama ini benar, Robby dan Rizal adalah tersangka kedua dari kasus Miya. Untuk tersangka pertama adalah ayahnya Robby. Setelah aku mendengarkan isi rekaman, aku kembali pada laman chat. Aku membuka isi percakapan dari nomor tak dikenal yang berasal dari dua nomor yang berbeda. Saat aku membuka isi percakapan tersebut, aku membaca bahwa Riska diancam akan dibunuh jika ia berani membocorkan rahasia suara rekaman tersebut kepada diriku. Sang pembunuh menuliskan kalimat tebal pada Riska, “HIDUP LU GAK BAKAL LAMA, JIKA SEKALI LAGI MELANGKAH.” Begitulah isi pesan tersebut dengan huruf kapital bercetak tebal, aku mengecek jam yang dikirim oleh sang pembunuh tepat satu jam sebelum Riska bertemu denganku. Aku melihat riwayat telponku bersama Riska. Satu jam setelah itu ia sudah tidak aktif.

Setelah mengecek ponsel milik Riska, aku langsung mengabari Margaret dan yang lain untuk datang ke rumahku malam ini. Aku mengabari melalui grup Smart Genius dan meminta bantuan Sahrul untuk membantuku menangkap Rahmat karena ia adalah benang merah yang selama ini dicari oleh semua orang. Teman-temanku datang tepat jam tujuh malam, aku langsung mengajak mereka untuk duduk di meja makan. Bi Ida sudah menghidangkan jamuan enak kepada semua temanku. Aku langsung mengajak mereka mengenai bukti-bukti yang sudah kukumpulkan, aku memberikan siapa pelaku yang terjerat kasus kematian Robby, pelecehan terhadap Miya dan pelaku pembunuhan berencana kepada Riska dan Yuni. Aku memberikan data-data yang sudah kutulis dalam buku diariku. Di antaranya, ada ayahnya Robby sebagai pelaku utama pelecehan seksual terhadap Miya sekaligus yang menularkan virus HIV. Selanjutnya, ada Rizal yang menjadi saksi utama bahwa ayahnya Robby adalah pelaku utama. Namun, ia berbohong kepada semua orang, ia lebih membantu ayahnya Robby karena Robby dan Rizal sudah bersahabat sejak kecil. Selanjutnya, pelaku ketiga adalah Rahmat yang telah menjadi kunci dari semua kasus, ia membuat Miya menjadi tidak sadar dan mabuk karena perbuatannya dan menjual Miya kepada ayahnya Robby yang merupakan predator anak di bawah umur. Aku juga memberikan bahwa ada pelaku keempat yang merupakan pelaku terakhir terhadap kasus kecelakaan Riska karena pada malam saat aku dan Riska serta Yuni ingin menghampiri Rahmat, Riska telah mendapat ancama dari nomor yang tidak dikenal karena isi rekaman percakapan Rizal dan Robby sudah dikirim ke Riska. Saat itu Riska ingin memberitahuku. Namun, ia sudah diincar oleh sang pembunuh.

Lihat selengkapnya