Opih sudah siap dengan seragam kantor nya pagi itu. Sekarang dia sedang ada di dapur untuk memasak telor ceplok setengah mateng kesukaan anaknya Agus yang berumur 10 tahun. Telor sudah ada di dalam piring lalu ditaruh di meja makan. "Gus, ayo cepet. Ini telornya keburu dingin", teriak Opih di meja makan. Tidak lama kemudian Agus sang anak pun keluar dari kamarnya dengan memakai seragam SD lengkap dengan tasnya. Opih dan anaknya memakan sarapan mereka dengan tenang.
Opih sedang mengunci pintu rumahnya sebelum berangkat. "Mah, hari ini aku dijemput Bapa lagi pulangnya?" tanya Agus polos di belakang Ibunya. Opih mengangguk lalu memberikan kuncinya kepada sang anak. Kini mereka sedang berada di pinggir jalan menunggu angkot hijau lewat. "Mah, kapan Bapa pulang ke rumah? Agus teh capek bolak balik mulu" tanya Agus lagi. Opih langsung mengusap-ngusap kepala anaknya. Dia hanya bisa meminta maaf kepada anaknya karena situasi ini. Lalu angkot hijau berhenti di depan mereka dan mereka pun menaikinya.
Di dalam angkot Opih mengingatkan supir untuk berhenti di sekolah SD yang ada di depan sana. "Ini uang jajan ya Jang" ujar Opih sambil memberikan selembar uang kertas kepada anaknya. Sesampaikan di depan SD Agus bersalim tangan kepada Ibunya lalu turun dari angkot. Tidak lama kemudian Opih pun juga turun dari angkot dan masuk buru-buru ke dalam kantornya. Di salah satu kursi operator Opih sudah siap-siap melaksanakan tugasnya, memasang headphone nya ke kepala.