Hari ini, hari pertama masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas. Yey, sekarang aku sudah duduk di kelas XI! Kakiku melangkah cepat menuju kelas XI IPA1 sambil sesekali kubenarkan posisi papan nama pengenal bertuliskan Reina Putri Marinka yang tersemat di dada sebelah kanan pakaianku. Aku merapikan rambut lurus sebahuku lalu melirik cepat arloji berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangan. Memastikan kalau aku datang tepat waktu.
Sesampainya di kelas. Lelaki bertubuh tegap, rambut cepak, kulit bersih dan bermata lebar, duduk di bangku sebelah kiri paling belakang. Bahasa tubuh lelaki bernama lengkap Boy Will itu, mengisyaratkan agar aku duduk di bangku kosong tepat di sebelahnya. Sesaat mata bulatku menyapu seisi ruang kelas. Tidak ada pilihan lain selain duduk sebangku dengan Boy karena semua bangku terisi penuh kecuali satu bangku yang ada di sebelahnya.
Biasa aku duduk sebangku sama Emalia. Gadis semampai, rambut panjang, berkaca mata dan berbibir tipis. Namun kali ini, Emalia lebih memilih duduk sebangku dengan Jos, si lelaki berpipi cabi. Mereka duduk tepat di depan meja kami.
"Kalian sudah lihat papan pengumuman? Wali kelas kita pak Togar. Guru killer itu. Info dari kakak kelas, setiap siswa duduk berpasangan. Anak lelaki duduk sebangku dengan anak perempuan. Lebih baik aku sebangku sama Jos dan kamu sebangku sama Boy daripada duduk sebangku sama orang lain?Katanya, peraturan Pak Togar emang rada aneh." Kata Emalia dengan suara agak berbisik.
"Ini benar-benar mimpi buruk! Kalian tahu sendiri kalau pak Togar itu kejam. Lebih kejam dari bapak tiri. Andai aku bisa pindah ke kelas IPS." Rengek Jo.