Sang Penari

Blue Sky
Chapter #16

Apakah Ini Akhir?

Pagi harinya, Khaira benar-benar dijemput oleh Gavin dan hal itu membuat Rangga yang mengantar Khaira di ambang pintu merasa tak nyaman. Tetapi dengan cepat, Khaira mengatakan kata penenang agar Rangga tak diliputi rasa resah juga gelisah, hingga akhirnya Rangga pun melepas Khaira untuk pergi bersama Gavin.

Gavin tak mendekat menemui Khaira di ambang pintu. Laki-laki itu memilih menunggu Khaira di samping mobilnya. Setelah melihat Khaira datang ke tempat mobilnya yang terparkir, laki-laki itu membukakan pintu mobilnya mempersilakan Khaira masuk ke dalam. 

Setelahnya, Gavin ke dalam mobil lalu mengemudikan mobilnya meninggalkan area kediaman Khaira tanpa sepatah kata pun kepada Rangga di ambang pintu.

Rangga yang melihat setiap gerak-gerik Gavin begitu manis kepada Khaira, bahkan sama sekali tak menyapanya itu pun semakin yakin jika Gavin memang memiliki perasaan kepada istrinya.

Rangga begitu percaya 100 persen dengan prasangkanya itu dan hal tersebut membuat hati Rangga terhujam. Dia merasa, Gavin memang berusaha mendapatkan hati istrinya. Lalu apakah Rangga akan diam saja dengan hal itu?

Di mobil, Khaira dan Gavin terlihat begitu dilanda keheningan. Khaira masih berpacu atas semua perkataan suaminya kemarin malam, bahwa mungkin saja Gavin memiliki perasaan kepadanya.

“Harusnya kamu tak menjemputku. Aku bisa naik taksi atau ojek, Gavin.” Khaira membuka suaranya setelah mulutnya terkunci rapat.

“Tidak masalah, aku tak keberatan untuk menjemputmu. Jangan sungkan seperti ini!” ujar Gavin dengan lembut seraya mengembangkan senyuman kepada Khaira yang ada di sampingnya itu.

Khaira tak bisa mengatakan apa pun lagi setelah berulang kali mendengar hal seperti itu dari Gavin. Alhasil, dia hanya terdiam di samping Gavin, tak berucap sepatah kata lagi. Padahal, niatnya agar Gavin tak menjemputnya adalah agar Rangga merasa patah hati, agar dia juga tak merasa memberikan pintu bagi Gavin, jika laki-laki itu memang benar-benar mencintainya.

Khaira bertekad agar dirinya tak melakukan hal yang konyol dengan tak jatuh hati pada Gavin, meski dia juga tak bisa mengontrol perasaannya. Tetapi hanya satu hal yang bisa dilakukan Khaira, dia memilih bersikap dingin kepada Gavin, agar laki-laki itu tak merasa dirinya membuka pintu hati kepada Gavin. Bahkan selama perjalanan pun, Khaira menjadi lebih irit bicara, terkadang wanita itu hanya berdehem singkat, mengangguk ataupun menggeleng jika Gavin bertanya kepadanya.

Gavin sendiri mulai menyadari perubahan sikap Khaira dan mulai bertanya-tanya dalam hatinya. Kenapa sikap Khaira lebih dingin? Apa yang terjadi kepada Khaira? Apakah dirinya salah karena sudah menjemput Khaira?

Lihat selengkapnya