Sang Penari

Blue Sky
Chapter #18

Apakah Menggenggam Dua hati?

Usai Khaira cekcok dengan Gavin, keduanya sama sekali tak pernah bertemu. Khaira tetap menjalankan tugasnya sebagai guru tari Aera tetapi, dia tak pernah melihat keberadaan Gavin di kediaman megah itu.

Jujur saja, Khaira merasa lebih tenang karena dia tak pernah bertemu dengan Gavin, sehingga Khaira dapat menjaga benteng hatinya agar tak runtuh. Tak dapat dipungkiri semua perlakuan manis Gavin kepadanya membuat hatinya tak karuan, apalagi dengan tatapan Gavin bak bintang kejora di malam hari, teduh dan memayunginya. Dia benar-benar terhipnotis. Tetapi Khaira, tetap mencoba berteguh hati, dengan mengingat bahwa dia adalah wanita yang memiliki suami. Dia sudah bersuami dan tak bisa menatap laki-laki lain seperti cintanya.

Sialnya, di dalam hatinya Khaira was-was dengan keadaan Gavin yang sama sekali tidak ada kabar itu, bahkan hatinya dirundung gelisah juga tanya. Ke mana Gavin? Kenapa dirinya tak pernah berjumpa dengan Gavin meskipun dia berada di rumah Gavin? Apa terjadi sesuatu kepada Gavin?

Di sisi lain, rumah tangga Khaira semakin harmonis. Tak jarang bila Khaira dan Rangga melakukan aktivitas di luar rumah beberapa kali, mereka berjalan-jalan, mereka pergi ke toko buku, pergi ke pameran, bahkan menonton teater. Namun, apakah semua yang dilakukan Khaira itu sebatas mengalihkan kekhawatiran hatinya terhadap Gavin ataukah memang benar-benar sebuah ketulusan?

Tak ada yang tahu bagaimana perasaan Khaira, terkadang dia dirundung rasa gelisah gara-gara Gavin, terkadang pula dia bahagia karena rumah tangganya baik-baik saja seperti dahulu. Lantas mungkinkah Khaira sudah menggenggam dua hati secara bersamaan tanpa dia sadari?

Khaira terus-menerus memikirkan hal tersebut setiap saatnya. Dia bertanya-tanya pada lubuk terdalam hatinya, bahkan dia sampai melamun hal itu setiap hari, tentang hatinya, Gavin juga Rangga. Bahkan hidup Khaira tak tenang sama sekali, karena begitu banyak pertanyaan yang membabi buta.

Rangga yang melihat perubahan istrinya menjadi lebih diam, wajahnya tertekuk ke bawah, bahkan banyak melamun itu timbul tanya. Ada apa dengan Khaira? Apa yang salah dengannya? Padahal Khaira terlihat bahagia ketika mengajaknya keluar, tetapi kenapa dia malah banyak diam daripada berbicara panjang lebar.

“Sayang, sampai kapan kamu akan menganggurkan makananmu?” tanya Rangga kepada istrinya itu. 

Suara Rangga memecah keheningan Khaira, juga memecah lamunan Khaira. Wanita itu kembali fokus menatap Rangga yang ada di hadapannya, dia juga sedikit menelisik tempat dirinya dan Rangga berada saat itu juga. Sebuah restoran kecil tempatnya menyantap makan malam bersama dengan sang suami.

"Ada apa, Sayang?"

Rangga sejenak mengembuskan napasnya perlahan menyadari ketidakfokusan sang istri

“Kenapa kamu menganggurkan makananmu, Sayang?” ulang Rangga. “Apakah aku perlu menyuapimu agar kamu makan dengan baik? Dan apa yang kamu pikirkan? Adakah yang mengganggu?” tanya Rangga beruntun kepada sang istri.

Lihat selengkapnya