"akhirnya " Joy datang ke kamar rumah sakit tempat Kirana dirawat sambil membawa dua besar
"Tebak ,ayah beli apa niat Kirana?"
Kirana yang dari tadi menunggu ayahnya segera menjulurkan kedua tangannya agar dipeluk ,
"Ayah..........."panggilnya panjang
"Bagaimana, Tak ada yang sakitkan,putri kecil ayah yang cantik?"
"Tak ada yang sakit ayah "
Joy meletakkan dua tadi didepan Kirana
"Coba tebak ayah bawa apa?"
Kirana yang tak sabaran langsung membuka dus itu,raut mukanya menunjukkan kebahagian yang sangat
"Ini kertas origami ayah...akhirnya aku bisa membuat nya "
"Tentu ,ayah akan bantu membuatnya ya " joy mengusap-usap kepala Kirana dan menciumnya
"Oh ibumu mana?" Tanya Joy setelah mengalihkan pandangan ke sekitar ruangan
"Ibu pergi Ayah"
"Sudah lama?"
"Sudah,begitu ayah keluar tak lama ibu pergi,katanya ingin menyusul ayah "
'Deg' jantung Joy berdetak keras,ada firasat aneh disana
'perempuan itu?apa ia menemui laki-laki sialan itu lagi,apakah yang semalam cuma dianggap nya seperti angin lalu?'
Joy teringat pada saat Catherine memeluknya ,ia telah berjanji akan berubah demi putrinya ,begitu pula Joy ia telah berjanji akan meluangkan waktu buat keluarga sesibuk apa pun jika Kirana sembuh .
'tapi kuharap itu cuma firasatku sana' gumam Joy
"Ayah kenapa melamun? Aku mau mulai melipatnya ya"
"Oh..tentu Kirana ayah bantu ya"
"Gak mau ,aku mau buat sendiri saja ayah" Kirana mengusir tangan ayahnya yang sedang mengambil kertas origami itu
"Eh bakalan lama dong buatnya kalau Kirana sendiri"
"Tapi aku gak mau dibantu ayah "
Kirana bersikeras ,ia memasang wajah cemberutnya dan melipat tangannya ,ayahnya tahu ini kebiasaannya kalau sedang ngambek
"Ya sudah ,Ayah akan temani Kirana ya "
"Gak mau juga ,ayah kan banyak kerja ,mending ayah selesain kerjaan ayah dulu" Kirana menatap ayahnya,wajah cemberut nya masih saja terpasang disana
"Ayah udah gak ada kerjaan lagi kok,jadi ayah pingin menghabiskan waktu sama Kirana "
"Hmmmmm ayah bohong ,selaku pemimpin perusahaan pasti ayah selalu dicari tiap menit "
'astaga sejak kapan putri kecilku sepintar ini' Joy kaget sedikit karena memang saat sekilas ia melihat hp nya sudah ada lima puluh panggilan tak terjawab dari sekertaris nya
"Ayah jujur kok" tapi demi menikmati saat-saat terakhir dengan putrinya ia lebih memilih mengirim pesan singkat