Sudah lima bulan tak terasa aku tinggal di kostan baruku. Sudah banyak teman yang kukenal. Rumah besar dan bagus dengan jumlah 10 kamar yang menjadi tempat ku tinggal sekarang. Tempat kost yang amat indah dan nyaman. Namun sayang di sini semuanya serba bebas. Tamu boleh datang dan pergi tanpa batas waktu. Tamu laki-laki yang bukan keluarga pun diperbolehkan main. Di tempatku kost sekarang, aku dekat dengan Rani teman sebelah kamarku, lalu Nina yang juga berasal dari Sukabumi ia bekerja sebagai teller bank. Dan satu lagi Dina seorang mahasiswi Universitas I yang cantik dan selalu memaksaku untuk mengubah penampilanku agar lebih feminim dan cantik. Yaah.., dia bilang aku ini memiliki kecantikan yang tak tertandingi yang tersembunyi karna aku tidak menampilkannya, he he.., aku anggap seperti pujian menghibur saja. Merekalah teman-teman dekatku saat ini. Di tempat yang megah ini. Bersama mereka aku tahu arti hidup di pusat kota, begitu beraneka ragam.
Dor ..! Dor..! Dor..!
Suara ketukan pintu begitu keras terdengar. Membangunkan aku dari kelelapan tidur. Sedikit demi sedikit kusadarkan pikiranku meski kantuk masih melekat di mataku.
"Siapa coba pagi-pagi gini gedor-gedor pintu? hari ini kan weekend waktunya tidur sepuasnya. Huft.., mengganggu kesenangan orang saja!" Gerutuku sembari bangkit dari tempat tidurku dan berjalan menuju pintu kamarku.
Sesampainya di depan pintu aku langsung membukakan pintu dengan malas karna kantuk yang berat di mataku.
"Siapa ya? Hoooaaammm..." Mataku mencoba melihat ke sekitar kurang jelas namun terus ku kumpulkan konsentrasiku. Tak ada seorangpun . Tak kudapati siapa pun di depan kamarku.
"Gak ada orang. Lalu tadi siapa dong? Masa iya hantu pagi-pagi gini udah ketuk-ketuk pintu? Emangnya tadi malam gak cukup apa nakut-nakutin orang . Sudahlah tidur mendingan. Hooaaamm..."
Saat aku baru saja selesai menutup pintu dan berbalik tiba-tiba...
"Pagi sayang!"
Seseorang berdiri tepat di hadapanku, Kak Hari. Sontak aku kaget hingga terpingkal ke belakang. Dengan cepat dia menangkapku yang hampir terjatuh ke belakang. Tangannya yang besar dan kuat merangkulku. Tatapannya tepat di hadapan pandanganku, hanya berjarak dua centi dari matanya. Aku terdiam. Kantukku seketika hilang oleh detak jantungku yang berdegup dengan kencang. Rasanya nafasku sesak. Aku terpaku oleh matanya, pandangannya. Suasana yang hening. Pandanganku terus terpaku pada tatapan tajamnya. Beberapa menit kami terpaku Saling menatap. Hingga tiba-tiba bibirnya maju mengarah pada bibirku. Saat itu sontak aku tampar pipi kanannya.
Plakkk...
"Hei! Kenapa pipi Kakak ditampar?" Gerutunya sambil mengelus-elus pipinya merah.
"Yee, refleks Kak. Jiwa untuk melindungi saat dalam keadaan bahaya. Lagian juga suruh siapa main nyosor aja. He he he..,"
"Romantic De, he he he..."
"Apanya yang Romantic? Yang ada aku jantungan gara-gara Kakak muncul tiba-tiba di depanku. Lagian ngapain pake acara ngagetin aku? Aku kira hantu tadi yang ketuk-ketuk pintu. Huft ganggu tidurku tau!" Omelku kesal.
"Salah siapa gak sadar Kakak masuk pas kamu buka pintu?"
"Ngantuuukk Kak. Hooaaaamm..."
Aku berjalan menuju tempat tidurku lagi. Kurebahkan tubuhku rasanya masih kantuk. Kak Hari mengikutiku ke tempat tidur. Duduk tepat di depanku yang tidur menyamping di kasur.
"Adek, kenapa tidur lagi? Ini kan weekend." Tanyanya mencoba membangunkanku.
"Ngaantuuuk, Kak. Justru karna ini weekend, saatnya aku tidur sepuasnya. Hooaaamm..." Jawabku lemas.
"Eh, tadi romantis ya?! Ternyata bener, ya. Kecantikan seseorang terlihat saat ia bangun tidur. Kamu cantik banget, Dek! He he he." Ujarnya dengan wajah sumringah.
"Getok lagi nih?! Huft..."
"Yeee, Adek marah. Padahal tadi Adek begitu lekat menatap Kakak. So Romantic. He he he."
"Kakak Aku ini ngantuk banget. Percuma kakak ngomong yang romantic-lah, atau apalah, aku gak ngerti! Sekarang mendingan Kakak balik lagi aku mau lanjutin tidurku." Kataku mengelak. Padahal sesungguhnya berdegup kencang jantungku. Rasanya seperti dalam mimpi bertemu pangeran tampan. Hmmm.., senangnya. Kayak di film-film korea, he he he.
"Eits, no. Kita harus olah raga pagi okay. Supaya sehat. Jangan tidur terus!"
"Gaakk. Ngantuk. Mendingan Kakak tidur aja, gih!" Tolakku malas.
"Baiklah kakak akan tidur di sini sama Adek. Wiih, asyiikk. He he he..."
"Gaaakkk! Huft, iya kita lari pagi aja. Pemaksaan!" Gerutuku sontak bangkit.
"Nahh gitu dong. Ganti baju, gih. He he he."
"Iya. Kakak keluar dulu dong! Masa mau di sini liat aku ganti baju?!"