Semenjak saat itu. Kak Hari benar-benar membuktikan kata-kata janjinya. Dia amat menjagaku dengan tulus. Kasih sayangnya amat kurasakan. Dia tidak pernah mau melihatku sedih ataupun rapuh. Dia lah penopangku, penguatku. Bahkan saat liburan semester ganjil, Dia mengajakku untuk pulang ke kampungku di Pelabuhan Ratu. Awalnya aku menolak namun tetap dia ingin ke sana dengan alasan ingin bertemu dengan keluargaku dan mendekatkan diri dengan calon mertuanya.
Aku jadi tersentuh. Rasanya amat bersyukur memiliki pacar atau seseorang yang dimiliki seperti dia yang sangat sempurna bagiku.
Akhirnya kamipun memutuskan berlibur di kampungku selama satu minggu karna liburan semester 2 minggu. Maka kami akan berlibur ke daerah asalnya Jakarta setelah dari kampungku. Meski begitu tetap adiknya selalu menemani kami agar tidak ada fitnah.
Tak terasa liburan satu minggu sudah berlalu. Saatnya aku dan dia pergi ke Jakarta. Selama di rumahku dia amat ramah terhadap kelima adikku. Adik-adikku juga sangat menyukai dia.
Dia bagai pahlawan bagi keluarga kami. Dia menolong keluargaku. Dia membelikan adik-adikku mainan. Diapun membantu bapak supaya bekerja di perusahaan ayahnya. Dan dia membantu ibuku untuk bayar utang-utang keluargaku dikampung. Bahkan dia mau mengabulkan keinginan ibuku untuk bertamasya ke pantai Karang Hawu di Pelabuhan Ratu. Meski daerahku di Pelabuhan Ratu namun jauh untuk dapat ke pantai indah Karang Hawu. Kali pertamanya ibuku tersenyum karna ada seseorang yang mau membahagiakannya. Sungguh dia begitu amat baik. Bagai malaikat yang tulus.
Aku mulai merapikan pakaianku untuk di Jakarta dan Bekasi. Dia dan adiknya begitu akrab dengan keluargaku. Aku hanyalah orang miskin namun dia orang kaya yang serba ada. Tapi dia dan adiknya tak merasa risih dengan itu. saat aku dan dia hendak menaiki mobil yang berada tepat di depan rumahku. Tiba-tiba dia mencium tangan ibuku dan bersimpuh di kaki ibu. Aku sangat kaget dengan apa yang dilakukannya. Sembari menangis dia bicara dengan lirih.
"Mah, mohon restui saya dengan Rasya. Saya siap menunggunya hingga waktunya ia bisa menjadi pendamping saya. Saya sangat mencintanya dan menyayanginya. Saya akan selalu menjaganya. Dia segalanya untuk saya." Lirihnya lembut.
"Nak, Hari. Mama restui kalian. Mohon bimbing Rasya agar jadi gadis yang baik. Jagalah dan lindungilah dia. Dan tolong jangan biarkan dia rapuh larut dalam sedihnya. Mama percaya kepada Nak Hari." Jawab ibu tersenyum.
"Terimakasih Mama. Saya janji"
Setelah itu dia langsung memeluk ibu dengan erat begitu dalam. Ketulusan yang sangat dalam. Begitupun kepada bapak, dia juga mengatakan hal yang sama namun ia tak bersimpuh. Sungguh dia pribadi yang baik bagiku dan keluargaku. Aku sangat sayang kepadanya. Kami pun pergi dengan dia yang membawa amanat dari Ibuku yang sangat dia sayangi.
***