Sang Penjaga

Rizki Ramadhana
Chapter #2

Suasana Pesantren

Nur terbangun di pagi hari dengan pikiran yang penuh pertanyaan tentang kejadian semalam. Sinarnya matahari pagi yang menembus jendela kamar tamu memberikan kehangatan yang menenangkan, memberinya energi untuk menghadapi hari baru. Dia beranjak dari tempat tidur, bertekad untuk lebih mengenal pesantren ini dan mungkin menemukan jawaban atas misteri yang dialaminya.


Saat berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, dia disambut oleh senyum ramah dari santri-santri yang lewat. Suasana di pesantren pagi itu cerah dan penuh kehidupan, sangat berbeda dengan kesan misterius malam sebelumnya.


"Selamat pagi, Ibu Nur. Apakah tidur Anda nyaman semalam?" tanya Ustadz Rahmat, salah satu pengajar, saat ia bergabung di meja sarapan.


"Selamat pagi, Ustadz. Ya, saya tidur sangat nyaman, terima kasih," balas Nur, mencoba menyembunyikan rasa penasarannya tentang kejadian semalam.


Setelah sarapan, Nur memutuskan untuk mengikuti kegiatan pagi bersama santri. Dia mengamati dengan penuh perhatian saat mereka mengadakan sesi pengajian Al-Qur'an. Keikhlasan dan keterbukaan para santri dalam belajar memberikan kepuasan tersendiri bagi Nur, memperkuat keinginannya untuk menjadi bagian dari komunitas ini.


"Sungguh mengagumkan melihat antusiasme mereka dalam belajar," ujar Nur kepada Ustadz Rahmat, yang duduk di sampingnya.


"Ya, mereka adalah santri-santri yang sangat berdedikasi. Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk pertumbuhan mereka," jawab Ustadz Rahmat dengan bangga.


Hari berlanjut dengan Nur mengikuti jadwal kegiatan pesantren. Dia berpartisipasi dalam berbagai sesi pengajaran, dari pelajaran agama hingga mata pelajaran umum. Keterlibatannya yang aktif dan metode pengajarannya yang inovatif cepat mendapatkan perhatian dan rasa hormat dari santri dan staf pengajar.


Di antara kegiatan, Nur menghabiskan waktu berbincang dengan para santri, bertanya tentang hidup mereka di pesantren dan berbagi cerita dari pengalamannya sendiri. Dialog-dialog ini tidak hanya memberikan wawasan tentang dinamika internal pesantren tapi juga memperkuat ikatan antara dia dan santri.


"Ibu Nur, bagaimana Anda bisa begitu memahami kami dalam waktu yang singkat?" tanya seorang santri dengan rasa ingin tahu.

Lihat selengkapnya