Ketika pesantren terlelap dalam keheningan malam, Nur, didorong oleh rasa ingin tahunya, memutuskan untuk menjelajahi lingkungan sekali lagi. Malam itu, langit tanpa bulan menawarkan gelap yang pekat, hanya diselingi oleh lampu-lampu jalan yang berkelip lemah di jalan setapak. Angin malam berhembus dingin, membawa desir dedaunan yang seolah berbisik rahasia.
Nur mengikuti intuisinya, berjalan perlahan menuju bagian belakang pesantren, di mana ia pertama kali merasakan kehadiran misterius tersebut. Dengan setiap langkah, suara langkah kakinya di jalan setapak terdengar nyaring, memecah keheningan. Hatinya berdebar, tidak tahu apa yang mungkin dia temukan, atau apa yang mencari dia dalam kegelapan.
Saat mendekati hutan di pinggiran pesantren, Nur menghentikan langkahnya, merasakan sesuatu yang tidak biasa. Ada sensasi aneh, seolah udara disekitarnya bergetar dengan energi tak terlihat. Dia menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri, berfokus pada sensasi itu.
"Siapa di sana?" bisik Nur ke dalam kegelapan, suaranya hampir tertelan oleh suara angin yang merintih. Tidak ada jawaban, hanya keheningan yang kembali menggantung di udara.
Nur bergerak lebih dekat ke tempat di mana dia merasa kehadiran itu paling kuat. Di sana, di tengah-tengah jalan setapak yang dikelilingi pohon-pohon tua, dia merasakan dingin yang menyengat, berbeda dengan udara malam yang biasanya hangat. Dia merentangkan tangannya, mencoba meraba apa yang tidak bisa dilihat oleh matanya.
Tiba-tiba, sejumput cahaya muncul dari kejauhan, bergerak tak tentu arah, seolah memainkan permainan petak umpet dengan Nur. Dia mengikuti cahaya itu, langkahnya semakin cepat, didorong oleh keingintahuan dan adrenalin.
"Apakah kamu penjaga yang mereka bicarakan?" tanya Nur ke arah cahaya, berharap mendapatkan petunjuk atau respon.
Cahaya itu berhenti sejenak, seolah merespon pertanyaannya, sebelum menghilang di balik gedung tua yang jarang digunakan di pesantren. Dengan napas yang terengah-engah, Nur mengikuti, hatinya dipenuhi campuran rasa takut dan kegembiraan.
Sesampainya di gedung tua, Nur merasakan atmosfer berubah. Ada kedamaian aneh yang menyelimuti tempat itu, seolah-olah memisahkannya dari dunia luar. Dia memasuki gedung, mengendap-endap di koridor yang sunyi, sambil terus mencari sumber cahaya misterius itu.