Saat senja memeluk langit Pesantren Al-Hikmah, Rizal berdiri di depan kerumunan yang terdiam, napas mereka tertahan menunggu kata-kata yang akan terucap. Dengan mata yang berbinar antara ketakutan dan kepastian, Rizal memulai kisah yang belum pernah terdengar.
"Kalian mengenal Nur sebagai guru dan penyelidik, sebagai pahlawan yang membawa kebenaran dan keadilan ke pesantren kita," Rizal memulai, suaranya bergetar dengan emosi yang terpendam. "Namun, ada lebih banyak tentang dia, sebuah kisah yang berasal dari masa lalu yang sangat berbeda, dari tempat yang jauh dan waktu yang sulit."
Kerumunan itu mendengarkan dengan penuh perhatian, menangkap setiap kata. "Nur," lanjut Rizal, "sebelum dia datang ke sini, adalah seorang investigator kejahatan terorganisir di ibu kota, ahli dalam mengungkap kebenaran tersembunyi dan membawa keadilan bagi mereka yang terpinggirkan."