Aku belum bilang pada ibuku soal acara nanti. Debut Bobby menjadi petarung di zona delapan, mereka menyebutnya begitu. Aku benar-benar tak yakin kalau ibuku bakal mengizinkan aku keluyuran selarut itu. Tapi, aku pun tidak ingin melewatkannya. Aku ingin ada di saat Bobby bertarung. Aku ingin ada di sana ketika Bobby menang atau kalah. Aku ingin memberikan dukungan untuknya.
"Bu," panggilku ketika ibuku sedang mencuci piring di dapur. "Lusa boleh aku nginap di rumahnya Tio?"
"Mau ngapain di sana?" tanya ibuku.
"Ya, paling ngobrol-ngobrol," jawabku sambil meneguk ludah. "Belum pernah kan aku nginap di rumah teman. Belum tau mau ngapain aja. Paling main PS."
"Bobby ikut?"
"Ikut. Ada Tatang, Aji, Agung, mungkin Enim juga ikut." Aku pernah menyebutkan nama-nama itu sebelumnya ketika kuceritakan soal teman-temanku.
"Boleh Ibu ngomong dulu sama Bobby?"
Aku terkesiap. "Mau ngomong apa?"
"Mau nitipkan."
"Aku bukan barang, Bu. Aku bisa jaga diri."
"Tapi jantungmu enggak."
Aku terdiam. "Belakangan aku merasa lebih sehat."
"Ibu pikirin dulu. Mau tanya Ayah dulu," kata ibuku mengakhiri pembicaraan soal itu.
Kemudian, aku masuk ke kamarku. Aku benar-benar merasa gelisah. Aku ingin pergi, tapi aku tahu ibuku akan sangat khawatir. Mungkin malah, ibuku tidak akan tidur semalaman, memikirkan keadaanku di luar sana.
Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.
* * *
Pagi itu, usai salat Subuh, aku langsung ke dapur untuk mencuci piring. Kusapu juga seluruh rumah, dan kulap mesin jahit ibuku supaya mengkilap lagi.
Aku harap, dengan aku menunjukkan sedikit perhatian dan tanggung jawab, hati ibuku akan luluh.
Ketika ibuku keluar kamar, aku langsung menunjukkan pekerjaanku.
"Cuci piring juga?" Ibuku tampak terkesima melihat bak cuci piring yang bersih.
"Biar Ibu tau, aku juga bisa menjaga diri. Piring aja kujaga, apalagi diri sendiri."
Mulut ibuku dirapatkan dan dia berdecak. "Kata Ayah boleh, tapi Ibu masih belum yakin."
Aku langsung memeluk pundak ibuku dengan gaya merajuk. Aku jarang memohon padanya. Tapi untuk kali ini, aku harus mendapatkan izinnya.
"Bu ... ya, Bu? Boleh ya Bu?"
"Suruh temanmu ke sini. Ibu mau liat dulu orang macam apa."
"Bobby atau semua?"
"Bobby sendiri cukup."