SANG PEWARIS YANG TERBUANG

Dewi Hana
Chapter #23

Bab 23

"Kami menemukan dia!" Seru lelaki bertopi yang masuk ke dalam salah satu ruang di gedung kepolisian itu. Mereka semua yang terlihat duduk di meja masing-masing seketika menoleh dan menatap serius.

"Siapa yang kau maksud?" tanya seorang anggota kepolisian di sana.

"Pembunuh Erica! Aku menemukan dia!"

Semua yang berada di sana seketika berdiri, tanpa aba-aba seluruh ruangan menjadi kosong seketika.

"Di mana dia?"

"Ruang interogasi."

"Bagus, kasus ini akan segera terungkap!"

"Kerja bagus, bagaimana kau menangkapnya?" tanya seseorang yang berjalan cepat menuju ruangan yang dimaksud.

"Dia sedang berada di pusat perbelanjaan ketika kami menemukannya. Dia tidak melakukan perlawanan," sahutnya.

lelaki itu menautkan alisnya, "Bahkan tanpa perlawanan? Kurasa dia sudah menyerah setelah menjadi buruan selama ini. Tapi, berani juga dia menunjukkan dirinya."

"Ya, kurasa begitu."

...

"Jadi, kau pelakunya?" Lelaki dengan perawakan cukup itu bertanya, ia duduk tepat di depan pria yang diduga adalah pelaku tewasnya Erica.

"Kenapa aku pelakunya?" Lelaki dengan wajah cukup tampan dan muda itu kembali bertanya, ia menatap ketua tim di dalam kasus kematian Erica dengan tajam, menunjukkan perlawanan.

"Maksudmu, kau tidak merasa bersalah dengan tewasnya Erica? Kau adalah pria yang bersama wanita itu tepat sebelum kematiannya."

"Tapi aku pergi sebelum dia tewas, kan? Kau pasti melihat CCTV itu. Ada pria lain yang datang setelah aku," jawabnya tegas.

"Lelaki lain?"

"Jangan katakan kau tidak melihatnya. Lelaki itu datang dan Erica mengusirku. Mungkin dia kekasihnya yang lain," jelas lelaki itu lagi.

"Erica memiliki beberapa kekasih?"

Lelaki itu mengangguk, "Ya, dia bukan wanita baik-baik. Tidak mungkin wanita seperti itu memiliki satu pria di dalam hidupnya, kan? Dia bahkan mengumbar tubuhnya di media sosial untuk menjadi terkenal. Kau juga pasti tahu itu."

"Kau benar, tapi tidak ada lelaki lain selain kau. Jelas terlihat di kamera CCTV hotel itu. Kau adalah satu-satunya pria yang bersama Erica. Kami tidak melihat Erica di kamera pengawas saat kau pergi. Bisa saja saat itu dia sudah tewas di dalam kamarnya. Jelaskan padaku, kenapa kau membunuh Erica. Apakah kau adalah ayah dari bayi yang dikandungnya? Kau membunuhnya karena menolak bertanggung jawab?" desak ketua tim, yang tentu saja membuat pria itu menatap marah.

"Kau membuatku tidak waras, bagaimana bisa aku adalah ayah dari bayinya? Aku bahkan baru pertama kali bertemu dengan dia, aku tidak tahu dia sedang hamil. Aku juga tidak mengerti kenapa kalian terus mengejarku. Aku bukan pelakunya!" Lelaki itu tak cukup sabar untuk menjawab, harus berapa kali ia mengatakan hal yang sama?

"Kau benar, semua tersangka tidak akan mengaku sampai semua bukti mengarah padanya."

"Lantas bukti apa yang kau miliki sehingga aku harus menjadi tersangka?"

Seorang anggota polisi tertawa, rasanya ia pun tak cukup sabar untuk mendengar ocehan lelaki itu. "Kau pikir kami asal menuduh! Hah ...?!"

Ketua tim menatap anggotanya, memberi isyarat kepada lelaki itu untuk meninggalkan ruangan.

"Tapi, Pak?"

"Aku yang akan bicara dengannya, keluarlah."

lelaki itu melangkah kesal, tapi apa yang bisa ia lakukan saat ketua tim sendiri yang memintanya.

"CCTV adalah buktinya," kata ketua tim saat hanya ada mereka berdua di dalam ruangan itu.

"Bagaimana bisa hanya aku yang terlihat di kamera pengawas. Lantas bagaimana dengan lelaki itu?"

"Kau mengenalnya?"

"Tidak. Dia memakai topi yang menutupi sebagian wajahnya, selain itu dia memalingkan wajah saat aku pergi. Aku mendengar Erica berbicara dengannya sebelum pintu kamar hotel itu ditutup. Erica masih hidup saat aku pergi."

Ketua tim menautkan alisnya, "Kalau itu benar, kenapa dia tidak ada di sana? Tidak ada pria seperti yang kau sebutkan di kamera itu."

"Apa?! Itu tidak masuk akal! Aku sendiri melihatnya. Erica terlihat pucat ketika melihat lelaki itu. Sepertinya Erica sangat takut padanya. Jadi, bagaimana bisa ia tidak ada di sana! Jangan katakan kalau kalian ingin menjebakku!"

"Kami tidak akan menjebak siapa pun, kami hanya ingin mencari pelakunya. Kasus ini masih ramai dibicarakan, publik juga tidak terima karena ada bayi di dalam kandungan Erica. Mereka menuntut agar pelakunya dihukum mati."

"Tapi itu bukan aku, bagaimana lagi aku harus menjelaskan ini? Aku harus bersembunyi walau tidak bersalah, kau tahu perasaanku?"

"Lantas kenapa kau menemui Erica di sana?"

Lihat selengkapnya