Sang Putri dan Pangeran Pujangga

Ayu Anggun
Chapter #5

#4. Curhatan Vano

Di undakan tepi lapangan depan kelas 2-1, Yumi, Hera, dan Ovie sedang duduk santai sambil mengobrol. Tempat paling asik untuk nongkrong dan curhat sambil memperhatikan kakak kelas pujaan hati yang berseliweran di depan mereka.

“Eh, kalo menurut lu, misalkan gue ikutan OSIS gimana?” tanya Ovie tiba-tiba.

“Oke aja. No problem!” jawab Yumi singkat.

“Gue juga nggak masalah asal lu bisa bagi waktu aja,” kata Hera.

Sebenarnya topik pembicaraan ini kurang begitu Yumi sukai, tetapi sebagai teman yang baik dia tetap mendengarkan Ovie bercerita, karena tahu Ovie tipe orang yang tidak bisa diam dan senang sekali ikut berbagai kegiatan. Berbeda dengan Yumi yang lebih suka menyendiri dengan dunia dan hobinya dari pada berkerumun dengan banyak orang membicarakan suatu topik yang serius. Introvert? Mungkin, tetapi tidak separah itu sampai tidak memiliki teman. Setidaknya Yumi masih memiliki beberapa teman dekat untuk saling bertukar pikiran atau sekadar curhat.

“Eh, Mi ... kok dari tadi ngelamun aja, sih? Kenapa lu?” tanya Ovie begitu tidak mendengar sedikit pun suara cempreng Yumi yang sering berkomentar panjang lebar itu.

“Nggak kenapa-kenapa. Gue haus, mau ke kantin dulu ya!”

“Oh~ oke!”

Yumi langsung melesat secepat kilat menuju kantin sekolah yang mulai lengang, sedikit bosan dengan pembahasan tentang OSIS yang akhir-akhir ini menjadi topik pembicaraan paling diminati setiap anak kelas dua termasuk para sahabatnya. Begitu sampai di kantin, Yumi langsung memesan jus alpukat favoritnya dan memilih duduk di pojok kantin sambil membuka si binder kesayangan. Kalau sedang suntuk seperti ini biasanya otak Yumi akan mengalirkan ide cerita atau minimal sebait puisi yang harus langsung dituangkan dalam sebuah tulisan kalau tidak ingin semua ide itu menguap hilang.

“Heh, Mi! Bengong mulu lu kerjaannya. Nggak ada kerjaan lain apa?” tanya Vano yang tiba-tiba duduk di samping Yumi saat cewek itu sedang mengulang memori apa yang baru saja tertulis dalam pikirannya.

“Lah, abisnya gue harus ngapain, dong?”

“Ya udah, sini ngobrol sama gue aja!”

“Ngobrolin apaan? Jangan mata pelajaran andalan lu itu, ya! Gue paling anti sama Fisika!” sahut Yumi lagi.

“Ya ampun, ngapain juga gue bahas Fisika sama lu.”

“Ya, kirain gitu.”

“Oh ya Mi, kalo misalkan lu suka sama cowok terus ada sobat lu yang suka juga sama dia. Menurut lu, gimana?”

Lah, ini si Vano malah curhat. Tentang suka-sukaan lagi. Gue mana ahli bidang model beginian. Cinta pertama aja cuma bisa jadi pemuja rahasia yang bertepuk sebelah tangan. Lah ini, dia malah minta pendapat gue.

Lihat selengkapnya