Sang Rembulan dari Ujung Pandang

Blue Sky
Chapter #32

Si Pelaku

Settiyabonga keluar dari ruang UGD usai membopong Kenala ke dalam sana dan merebahkan tubuh perempuan itu ke atas ranjang. Ia usak surai legamnya gusar. Segala hal yang harusnya baik-baik saja kini menjadi runyam. Harusnya Kenala bahagia dengan Arjuna. Tetapi mengapa segalanya berubah 180 derajat?

Settiyabonga mendudukan diri di dapan UGD. Netranya menangkap polisi yang semula memberikan dua tangkai mawar yang Arjuna bawa untuk Kenala. "Ada sesuatu yang tidak beres." Settiyabonga bergumam usai menangkap sesuatu hal.

Langkah jenjang Settiyabonga beranjak dari depan UGD. Ia menghampiri dua polisi itu. "Apakah ada sesuatu hal yang aneh dengan kecelakaan Arjuna, Pak?" Settiyabonga melontarkan pertanyaannya.

"Dari penyelidikan sementara, kami menemukan kabel rem terpotong, Pak. Kemungkinan itu disengaja, jadi kecelakaan Pak Arjuna bukan murni sebuah kecelakaan."

Settiyabonga terdiam. Ia tak menduga jika rem mobil Arjuna sengaja dipotong. Itu artinya ada seseorang yang memang telah mengintai Arjuna hingga membuat pria itu hampir kehilangan nyawa. Settiyabonga berpikir matang-matang dan berusaha menerka siapa yang menjadi dalangnya. "Saya mohon bantuannya ya, Pak! Tolong diselidiki kasus kecelakaan ini."

"Dengan senang hati, Pak. Itu sudah menjadi tugas kami."

Settiyabonga manggut-manggut. Dengan pikiran yang masih kalut, Settiyabonga tak beranjak dari dekat tempat parkir. Ia lalu memutuskan untuk memeriksa keadaan Arjuna, meski ia tahu bahwa pria itu belum menunjukan pergerakan sedikitpun.

Dikejauhan, sebelum langkah Settiyabonga sampai di depan ICU, netranya itu menangkap keberadaan I We Cimpau yang sedang berada di depan ruangan tersebut. Agaknya perempuan itu terlihat menatap Arjuna yang masih terbaring tiada pergerakan.

"Siapa yang memberitahunya kalau Arjuna sedang di rumah sakit?" Settiyabonga bertanya-tanya, keningnya mengerut dan kecurigaan mulai menyerang benaknya.

Settiyabonga melenggang tiada pikir panjang lagi. Ia menghampiri I We Cimpau. Kedatangan Settiyabonga menyentak I We Cimpau. Perempuan itu bahkan melebarkan netranya ketika menatap Settiyabonga.

"Ka-Kamu?"

Settiyabonga berdehem. Ia bersedekap dada dan tatapan tajam ditujukan kepada I We Cimpau. "Kenapa terkejut? Seperti melihat hantu saja." Settiyabonga berujar enteng.

Lihat selengkapnya