Blurb
Rahagi hanya punya pena dan kamera, hidupnya bergantung pada kebenaran yang ditukar dengan uang. Integritas adalah satu dari sedikit senjatanya. Baginya dunia hanya hitam dan putih. Salah dan benar. Militansinya tidak pernah mati, tidak sebelum satu berita fitnah yang ditulis atas namanya tercetak di halaman depan Koran Harian Jakarta.
Rahagi dan Kawannya, Jalu Suganda, Wartawan senior Harian Jakarta bersih keras mengusut kasus hilangnya orang di Pabrik garmen karena tuntutan pembayaran upah yang kurang dari minimum. Di hari berikutnya, Pemimpin PT. Selaras Abadi tertuduh melakukan tindak Korupsi besar-besaran.
Rahagi hanya punya nyawa untuk bertaruh, itupun mungkin hanya sisa separuh. Nyaris mati bukan lagi alasan untuk takut. Dibantu oleh Manu Dharma, kawan barunya yang mengaku seorang Intel, berhasil kah mereka mengusut kasus ini hingga tuntas?