Perempuan yang kini rambutnya lebih dari sebahu itu membuka pintu mobilnya yang baru saja terparkir. Langkahnya pelan namun yakin Ketika memasuki gerbang makam.
Ditanganya tergenggam sebotol air hujan yang ia kumpulkan Ketika musim hujan.
Perempuan itu telah melewati banyak hal seperti manusia lainnya di bumi ini, dan kini perempuan yang biasa dipanggil ’Mara’ itu menatap batu nisan bertuliskan ‘Adantara Drawi Annasta’, dia duduk di sebelah makam tersebut.
“Kamu tahu nggak? Sampai sekarang aku masih bernapas di dunia ini.” Ucapnya memulai percakapan yang akan berjalan secara sepihak.
“Kalo kamu tanya, siapa alasan aku bertahan sampai sekarang? Jawabannya cuma diri aku sendiri.”
“Aku belajar banyak hal dalam waktu lima tahun, salah satunya tentang mati dan hidup seorang manusia.”
“Kematian itu pasti. Jadi buat apa seseorang membunuh dirinya sendiri? Toh orang itu bakal meninggal pada akhirnya.”